Situbondo (Antara Jatim) - Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Panji, Kabupaten Situbondo Dwi Sukwantoro mengatakan bahwa siswanya sudah dapat menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) kendati sarana komputer meminjam kepada para guru sekolah.
"Pada tahun ini pertama kalinya di sekolah kami menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer dan untuk melaksanakan UNBK sekolah menggunakan komputer pribadi atau meminjam milik semua guru," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
Ia menyebutkan sesuai jumlah peserta UNBK sebanyak 128 siswa, komputer yang dibutuhkan sebanyak 43 unit atau 30 persen dari jumlah peserta ujian dan ditambah 10 unit komputer sebagai cadangan.
Komputer yang dimiliki sekolah menengah pertama itu, katanya, hanya separuh dari 53 unit yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan UNBK 2017, sehingga pihak sekolah harus meminjam komputer agar anak didiknya bisa melaksanakan UNBK seperti yang banyak dilakukan di sekolah lainnya.
"Pada hari pertama pelaksanaan UNBK alhamdulillah tidak ada kendala termasuk gangguan server, dan kami juga sudah menyediakan mesin genset untuk antisipasi ada pemadaman kendati sudah ada koordinasi dengan pihak PLN," ucapnya.
Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Situbondo Ganefis mengatakan siswanya masih melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan Pensil (UNKP) karena belum didukung infrastruktur dan sarana prasarana.
"Di sekolah kami belum bisa menyelenggarakan UNBK karena tidak memiliki komputer, sehinnga untuk tahun ini tetap melaksanakan ujian sepertia sebelumnya dan tahun depan (2018) diharapkan sudah dapat melaksanakan UNBK," paparnya.
Data diperoleh, dari 91 sekolah menengah pertama (SMP) negeri maupun swasta di Kabupaten Situbondo tercatat hanya 17 sekolah yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer atau UNBK sedangkan 74 sekolah lainnya tetap ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
Dari 17 SMP yang akan menyelenggarakan UNBK, itu terdiri dari 16 SMP negeri dan satu lembaga swasta, dan satu-satunya SMP swasta menyelenggarakan UNBK yaitu SMP Ibrahimy Sukorejo, Kecamatan Banyuputih. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Pada tahun ini pertama kalinya di sekolah kami menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer dan untuk melaksanakan UNBK sekolah menggunakan komputer pribadi atau meminjam milik semua guru," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
Ia menyebutkan sesuai jumlah peserta UNBK sebanyak 128 siswa, komputer yang dibutuhkan sebanyak 43 unit atau 30 persen dari jumlah peserta ujian dan ditambah 10 unit komputer sebagai cadangan.
Komputer yang dimiliki sekolah menengah pertama itu, katanya, hanya separuh dari 53 unit yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan UNBK 2017, sehingga pihak sekolah harus meminjam komputer agar anak didiknya bisa melaksanakan UNBK seperti yang banyak dilakukan di sekolah lainnya.
"Pada hari pertama pelaksanaan UNBK alhamdulillah tidak ada kendala termasuk gangguan server, dan kami juga sudah menyediakan mesin genset untuk antisipasi ada pemadaman kendati sudah ada koordinasi dengan pihak PLN," ucapnya.
Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Situbondo Ganefis mengatakan siswanya masih melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan Pensil (UNKP) karena belum didukung infrastruktur dan sarana prasarana.
"Di sekolah kami belum bisa menyelenggarakan UNBK karena tidak memiliki komputer, sehinnga untuk tahun ini tetap melaksanakan ujian sepertia sebelumnya dan tahun depan (2018) diharapkan sudah dapat melaksanakan UNBK," paparnya.
Data diperoleh, dari 91 sekolah menengah pertama (SMP) negeri maupun swasta di Kabupaten Situbondo tercatat hanya 17 sekolah yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer atau UNBK sedangkan 74 sekolah lainnya tetap ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
Dari 17 SMP yang akan menyelenggarakan UNBK, itu terdiri dari 16 SMP negeri dan satu lembaga swasta, dan satu-satunya SMP swasta menyelenggarakan UNBK yaitu SMP Ibrahimy Sukorejo, Kecamatan Banyuputih. (*)
Editor : Akhmad Munir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017