Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Saiful Rachman mengatakan nilai Ujian Nasional (NUN) SMA/SMK di wilayahnya pada tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu.

Saiful usai membagikan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) kepada Dindik Kabupaten/Kota se-Jatim, di Surabaya, Sabtu, menjelaskan, untuk tahun lalu SMK yang mendapat nilai di bawah 55 ada 40 persen, tahun ini menjadi 55. Sementara untuk SMA, tahun lalu untuk nilai di bawah 55 ada 40 persen sekarang menjadi 85 persen.

"Ini nilai asli. Tahun lalu SMA di wilayah Madura belum UNBK dan mendapat nilai tertinggi, tapi sekarang begitu UNBK menjadi peringkat bawah. Tapi ini peta, kenyataan yang harus kita hadapi," kata dia.

Walau begitu, Saiful menambahkan jika daerah di Jatim lain mengalami peningkatan. Seperti Madiun, Blitar dan Tulungagung.

"Kota Surabaya peringkatnya juga berhasil naik, dari SMK tahun lalu peringkat 27 sekarang peringat 21," katanya.

Ia merinci untuk SMK jumlah tertinggi diraih Kota Malang dengan jumlah NUN 239,59. Disusul Kota Madiun (235,25) dan Kota Blitar (233,95). Sedangkan Kota Surabaya meraih jumlah 220,53.

Untuk SMA, data yang disajikan Dindik Jatim tersaji di tiap jurusan.Jurusan Bahasa tertinggi diperoleh Kota Malang, Kota Batu, Kota Mojokerto sedangkan Kota Surabaya berada diurutan ke-9. Urutan ini menurut Saiful sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di urutan ke-12.

Sedangkan untuk jurusan IPA, nilai tertinggi juga diraih Kota Malang, disusul Kota Madiun dan Kota Blitar, sedangkan Surabaya berada di posisi ke-4. Untuk jurusan IPS, urutan pertama diraih Kota Malang, kemudian Kota Batu, Kota Madiun dan Kota Surabaya kembali di posisi ke-4.

"Tahun ini Kota Malang nilai tertinggi diborong Kota Malang. Sedangkan nilai terendah seluruhnya di kepulauan Madura," ujarnya.

Dengan adanya evaluasi nilai, dikatakan mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini akan dilakukan pemetaan. Kemudian akan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru dan siswa untuk bidang yang nilainya anjlok.

"Para kepala cabang harus tahu hingga tahap sekolah. Koordinasi dengan kepala bidang, lemahnya dimana akan dipacu. Basicnya manajemen by school, sekolah diberi kebebasan untuk meningkatkan kualitasnya, tidak ada intervensi. Kami dorong untuk berlomba untuk lebih baik," tuturnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017