Jakarta, (Antara) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan saat ini tengah membahas rencana penetapan Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) yang terintegrasi dengan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).

"Yang paling utama adalah harmonisasi dan dukungan dari pemangku kepentingan agar nantinya penetapan APTS tersebut dapat dimanfaatkan oleh semua pihak untuk satu tujuan yaitu peningkatan kapasitas dan keselamatan pelayaran di perairan Timur Surabaya," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Rencana integrasi dua alur pelayaran tersebut dibahas dalam diskusi dengan sejumlah pemangku kepengan terkait dan dibuka oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Captain Hari Setyobudi.

"Melalui FGD ini diharapkan agar pemerintah bisa mendapatkan masukan terhadap rencana penetapan APTS terkait dengan pengelolaan Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS), khususnya dalam mendukung keselamatan dan keamanan pelayaran serta kelancaran bagi kapal-kapal yang akan keluar maupun masuk di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," ujar Hari.

Hari menjelaskan bahwa APBS merupakan alur pelayaran yang menghubungkan kapal-kapal yang akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak dari Laut Utara Jawa, sedangkan APTS merupakan penghubung pelabuhan-pelabuhan di APBS dengan pelabuhan di Jawa Timur antara lain Pelabuhan Pasuruan, Probolinggo, Panarukan, Kalbut, Branta, Kalianget, dan Banyuwangi serta Pelabuhan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur.

Terkait dengan hal tersebut, ia mengatakan bahwa saat ini Kementerian Perhubungan sedang menyusun rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur Pelayaran Timur Surabaya.

Adapun latar belakang pentingnya penetapan APTS dimaksud dikarenakan lalu lintas kapal yang keluar masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak sudah sangat padat dan dapat membahayakan keselamatan pelayaran.

Tercatat sedikitnya 50 unit kapal per hari yang keluar masuk di kolam Pelabuhan Tanjung Perak melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya.

"Artinya, per bulan ada sedikitnya 1.500 unit kapal yang melintas di Alur Pelayaran Barat Surabaya. Betapa riskannya jika terjadi sesuatu yang membahayakan pada Alur Pelayaran Barat Surabaya," ujarnya.(*)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017