Madiun (Antara Jatim) - BPBD Kota Madiun, Jawa Timur memprediksi potensi terjadinya bencana banjir di wilayah setempat masih cukup berpeluang seiring tingginya curah hujan di daerah hulu seperti Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun. 
     
Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun Itok Rianto Legowo di Madiun, Selasa mengatakan, tingginya curah hujan di kawasan hulu membuat aliran air di sungai kawasan kota harus antre. Belum lagi debit Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Madiun yang juga meningkat. 
     
"Potensi bencana banjir memang masih tinggi di kawasan Kota Madiun. Kami akan terus memantaunya," ujar Itok kepada wartawan.
     
Menurut dia, sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan deras di kawasan hulu dan Kota Madiun masih berpotensi terjadi sampai akhir April 2017. 
     
Untuk itu, warga yang tinggal di sejumlah kelurahan rawan banjir diimbau bersiaga jika sewaktu-waktu debit air sungai meningkat dan menimbulkan genangan.
     
Adapun terdapat empat kelurahan di Kota Madiun yang masuk zona merah banjir. Yakni Kelurahan Rejomulyo, Kelun, Tawangrejo, dan Pilangbango. 
     
Daerah tersebut merupakan cekungan yang menjadi tempat tergenangnya air dari anak sungai Bengawan Madiun sebelum mengalir ke Sungai Bengawan Madiun. 
     
"Sedangkan untuk wilayah perkotaan, banjir lebih disebabkan antrean air yang masuk ke saluran air. Seperti yang terjadi pada Minggu (23/4) lalu karena debit Bengawan Madiun naik signifikan," kata dia.
     
Guna mewaspadai banjir, pihaknya intensif berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) guna memantau pengoperasian mesin pompa.
     
Selain itu, BPBD setempat juga berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Madiun terkait kemungkinan munculnya genangan air di sejumlah titik. Kondisi itu menurutnya lebih disebabkan kecilnya diameter gorong-gorong serta saluran drainase yang terjadi pendangkalan.
     
"Koordinasi dengan pihak terkait terus kami lakukan agar penanganan bencana banjir yang mungkin terjadi di Kota Madiun dapat teratasi," kata dia.
     
Pihaknya juga meminta warga untuk terlibat dengan tidak membuang sampah sembaragan, terlebih di aliran sungai yang dapat menghambat. Sebab, banyak kasus genangan air terjadi akibat sistem saluran air ataupun sungai tersumbat oleh sampah. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017