Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mendalami pemeriksaan apakah pengemudi mobil Daihatsu Xenia dalam pengaruh alkohol sehingga terjadi kecelakaan dengan kereta api (KA) Mutiara Timur di Surabaya, Minggu. 
     
Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Surabaya AKBP Adewira Negara Siregar kepada wartawan di Surabaya memastikan kecelakaan itu terjadi akibat kelalaian pengemudi mobil Daihatsu Xenia.
     
Darwis Hasiholan Sinambela, nama pengemudi mobil tersebut, berusia 36 tahun, warga Kampung Rawa Roko, Bojong Rawalumbu, Bekasi, bersama dua penumpang lainnya, yaitu Ricky Pratama Mamonto (28), warga Jalan Purnasakti, Banjarmasin, dan Awaludin Lestaluhu (34), warga Jalan Mamala, Lehitu, Maluku Tengah, langsung tewas di tempat kejadian.
     
Sementara seorang penumpang, Acep Sutrisna (37), warga Bantargebang Selatan, Bekasi, mengalami luka parah dan sedang dalam perawatan intensif di RSUD Dr Soetomo. 
     
"Pengemudi lalai karena terus menerobos palang pintu perlintasan yang telah ditutup. Selain itu sirine juga berbunyi yang menandakan akan ada kereta api segera melintas di perlintasan jalan Ahmad Yani – Margorejo, sehingga kecelakaan itu terjadi," terang Ade. 
     
Polisi mendalami apa yang menyebabkan pengemudi lalai. "Kita sudah lakukan uji narkoba dan psikotropika dari urin jenazah dengan enam parameter, tak hanya terhadap pengemudinya saja, tetapi juga pada korban lainnya. Tapi hasilnya negatif," jelasnya.
     
Polisi menduga pengemudi bersama teman-temannya dalam pengaruh alkohol. "Tapi kandungan alkohol pada tiga jenazah dan satu korban yang kritis itu masih sedang kita uji melalui pengambilan sampel darahnya di  lab RS Bhayangkara Polda Jatim," ucap Ade. 
     
Hasil dari uji kandungan alkohol ini, Ade mengatakan, baru bisa diketahui sekitar empat hari ke depan.
     
"Kalau hanya berdasarkan uji klinis, menurut dokter di RS Bhayangkara, tidak ditemui bau alkohol pada masing-masing korban. Tapi hasil uji klinis itu tidak menjamin kalau para korban tidak mengonsumsi alkohol. Makanya perlu menunggu hasil lab untuk mengetahuinya secara pasti," ujarnya.    
     
Dia menambahkan, keempat korban sebenarnya berangkat berlima dari Tuban dengan tujuan Malang untuk menemui seorang teman wanita. Mereka semuanya adalah rekan kerja sebagai anak buah kapal Tug Boat Patria 1 yang sedang sandar di Pelabuhan Tuban.
     
Mereka berangkat menggunakan mobil rental pada sekitar pukul 20.00, Sabtu (22/4) malam. Tiba di Surabaya sekitar pukul 01.00 dan mereka sepakat untuk beristirahat di Hotel Pop, Jalan Diponegoro, karena merasa lelah. 
     
Seorang dalam rombongan itu lolos dari kecelakaan maut, yaitu bernama Nasrullah. Karena pada malam itu dia benar-benar memanfaatkannya untuk beristirahat di Hotel Pop.
     
"Nasrullah mengaku tidak tahu ketika keempat temannya pada malam itu ternyata pergi keluar. Dia baru tahu kalau empat temannya mengalami kecelakaan setelah bangun tidur membaca berita dari media online melalui telepon selulernya," kata Ade.
     
Kepada polisi, Nasrullah hanya bisa memastikan teman-temannya tidak mengonsumsi alkohol saat berangkat dari Tuban. 
     
"Ketika di Surabaya dia tidak tahu apakah teman-temannya mengonsumsi alkohol karena malam itu dia pulas tidur di Hotel Pop," terang Ade. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017