Madiun (Antara Jatim) - Tim Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta melakukan kembali penggalian
atau ekskavasi di Situs Ngurawan yang berada Dusun Ngrawan, Desa Dolopo,
Kabupaten Madiun, Jawa Timur, guna menyelidiki tinggalan budaya di
lokasi tersebut.
"Ekskavasi kali ini akan berlangsung hingga 29 April mendatang dengan melibatkan tim yang lebih besar, yakni 12 arkeolog," kata Ketua Tim Ekskavasi Rita Istari di Madiun, Kamis.
Menurut dia, ekskavasi kali ini merupakan pengembangan dari penelitian dan ekskavasi sebelumnya pada tahun 2014 dan 2016. Meski demikian, pengembangan, penelitian, dan ekskavasi kali ini berbeda dengan tahun lalu karena ahlinya lebih banyak.
Kali ini para arkeolog tersebut membentuk dua tim. Dari 12 arkeolog, sembilan ahli di antaranya fokus pada penggalian, sedangkan tiga lainnya fokus pada survei daerah.
Pada kegiatan survei, tim tidak hanya menginventarisasi temuan-temuan warga di Dusun Ngurawan, tetapi juga mendata temuan warga hingga ke desa-desa di sekitar Desa Dolopo.
"Survei yang meluas tersebut disebabkan karena dari penggalian tahun lalu, kami mendapatkan banyak rekomendasi lokasi yang minta digali," katanya.
Ia menjelaskan survei dan penggalian yang meluas tersebut juga mengacu dari hasil ekskavasi tahun lalu yang menyimpulkan bahwa Situs Ngurawan adalah bekas permukiman peradaban. Hal itu merujuk dari banyaknya temuan tembikar yang notabene merupakan peralatan rumah tangga.
Selain itu, juga mengacu pada temuan tumpukan batu bata kuno yang diduga merupakan bagian dari struktur bangunan besar.
Pada penggalian yang dilakukan sejak 19 April tersebut, tim ekskavasi langsung membuka tiga kotak galian sekaligus di area kedaton yang merupakan halaman rumah sebelah belakang milik Gatot Suhanto, warga setempat
Adapun kotak pertama dan kedua dibuat di sisi utara berjarak 5 meter dari galian tahun lalu. Dari penggalian sedalam 40 sentimeter dengan ukuran 4 x 2 meter itu, mulai ditemukan pecahan-pecahan benda kuno di dua kotak tersebut.
"Situs ini sangat istimewa. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menentukan bangunan apa ini. Tidak bisa instan," kata Rita.
Seperti diketahui, penelitian dan penggalian di Situs Ngurawan dilakukan setelah warga sekitar sering menemukan benda-benda kuno yang diduga merupakan peninggalan kerajaan pada masa lalu, seperti umpak, yoni, tembikar kuno, ambang pintu, panil relief, dan "jobong sumuran".
Di wilayah tersebut juga terdapat arca nandi (lembu), arca Dewi Parwati, jaladuwara (saluran air), dan miniatur candi. Warga juga menemukan susunan batu bata yang duduga merupakan bagian dari struktur bangunan.
Pemkab Madiun sendiri sangat mendukung penelitian dan ekskavasi dari Balar Yogyakarta tersebut. Bahkan, pemkab serius dan mengembangkan Situs Ngurawan ke depannya sebagai objek wisata budaya dan sejarah di wilayah setempat.(*)
"Ekskavasi kali ini akan berlangsung hingga 29 April mendatang dengan melibatkan tim yang lebih besar, yakni 12 arkeolog," kata Ketua Tim Ekskavasi Rita Istari di Madiun, Kamis.
Menurut dia, ekskavasi kali ini merupakan pengembangan dari penelitian dan ekskavasi sebelumnya pada tahun 2014 dan 2016. Meski demikian, pengembangan, penelitian, dan ekskavasi kali ini berbeda dengan tahun lalu karena ahlinya lebih banyak.
Kali ini para arkeolog tersebut membentuk dua tim. Dari 12 arkeolog, sembilan ahli di antaranya fokus pada penggalian, sedangkan tiga lainnya fokus pada survei daerah.
Pada kegiatan survei, tim tidak hanya menginventarisasi temuan-temuan warga di Dusun Ngurawan, tetapi juga mendata temuan warga hingga ke desa-desa di sekitar Desa Dolopo.
"Survei yang meluas tersebut disebabkan karena dari penggalian tahun lalu, kami mendapatkan banyak rekomendasi lokasi yang minta digali," katanya.
Ia menjelaskan survei dan penggalian yang meluas tersebut juga mengacu dari hasil ekskavasi tahun lalu yang menyimpulkan bahwa Situs Ngurawan adalah bekas permukiman peradaban. Hal itu merujuk dari banyaknya temuan tembikar yang notabene merupakan peralatan rumah tangga.
Selain itu, juga mengacu pada temuan tumpukan batu bata kuno yang diduga merupakan bagian dari struktur bangunan besar.
Pada penggalian yang dilakukan sejak 19 April tersebut, tim ekskavasi langsung membuka tiga kotak galian sekaligus di area kedaton yang merupakan halaman rumah sebelah belakang milik Gatot Suhanto, warga setempat
Adapun kotak pertama dan kedua dibuat di sisi utara berjarak 5 meter dari galian tahun lalu. Dari penggalian sedalam 40 sentimeter dengan ukuran 4 x 2 meter itu, mulai ditemukan pecahan-pecahan benda kuno di dua kotak tersebut.
"Situs ini sangat istimewa. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menentukan bangunan apa ini. Tidak bisa instan," kata Rita.
Seperti diketahui, penelitian dan penggalian di Situs Ngurawan dilakukan setelah warga sekitar sering menemukan benda-benda kuno yang diduga merupakan peninggalan kerajaan pada masa lalu, seperti umpak, yoni, tembikar kuno, ambang pintu, panil relief, dan "jobong sumuran".
Di wilayah tersebut juga terdapat arca nandi (lembu), arca Dewi Parwati, jaladuwara (saluran air), dan miniatur candi. Warga juga menemukan susunan batu bata yang duduga merupakan bagian dari struktur bangunan.
Pemkab Madiun sendiri sangat mendukung penelitian dan ekskavasi dari Balar Yogyakarta tersebut. Bahkan, pemkab serius dan mengembangkan Situs Ngurawan ke depannya sebagai objek wisata budaya dan sejarah di wilayah setempat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017