Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Senin, menandatangani Nota kesepahaman (MoU) guna pengembangan Revitalisasi Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional ITS.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan dan Rektor ITS Prof Joni Hermana serta disaksikan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

"Kerja sama ini untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan perguruan tinggi yang membutuhkan bantuan dari Kementerian Perindustrian," kata Menperin Airlangga Hartarto usai memberi kuliah umum bertajuk "Kebijakan Nasional Sektor Perindustrian dan Penguatan Link and Match".

Airlangga mengatakan aplikasi maritim yang dikembangkan ITS penting untuk memonitor perkembangan perkapalan yang melintas di Selat Malaka atau di Surabaya dan bisa untuk menyelamatkan habitat yang ada di bawah laut.

"Kami melihat beberapa produk-produk dari ITS itu punya potensi bagus. Seperti Fly Ash punya potensi bagus untuk dimasukkan ke industri apakah itu power plan ataupun industri lain yang semuanya menggunakan batubara," katanya.

Selain itu, dia menyebut mesin braile memiliki potensi itu untuk dikerjasamakan dengan industri printing. "Kerja sama ini nantinya bisa dengan swasta, salah satunya juga motor skutik. Ini kalau bisa diproduksi secara massal bisa digunakan untuk mengurangi tingkat polusi," ujarnya.

Rektor ITS Prof Joni Hermana menyambut baik kerja sama antara ITS dan Kemenperin. Dia mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk melakukan revitalisasi agar Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional atau yang dikenal NASDEC milik ITS, agar dapat menjadi badan usaha atau institusi yang mandiri.

"Kerja sama ini juga guna mendukung peningkatan daya saing industri perkapalan Indonesia baik di pasaran nasional dan internasional dengan mengembangkan desain produk kapal yang inovatif dan efisien," ucapnya.

Dia menjelaskan, ruang lingkup Nota Kesepahaman ini mencakup upaya revitalisasi dan mendorong kemandirian NASDEC untuk menjadi "center of excellence" di bidang teknologi dan rekayasa kapal dalam mendukung program Nawa Cita pemerintah di bidang maritim yang meliputi aspek pengembangan, kelembagaan, sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan.

Kemenperin, lanjut Joni mempunyai tanggung jawab untuk menyusun program kegiatan yang berkaitan dengan revitalisasi NASDEC, memberikan pengarahan dan masukan dalam pelaksanaan program-program kegiatan revitalisasi.

Selain itu, mereka juga memberi dukungan pembiayaan dalam rangka revitalisasi NASDEC sesuai dengan mekanisme pelaksanaan APBN, dan menetapkan prioritas kegiatan yang akan dikerjakan bersama ITS.

"Sedangkan ITS nantinya mempunyai tanggung jawab memberikan masukan dalam rangka penyusunan program kegiatan yang berkaitan dengan revitalisasi NASDEC seperti menyediakan sumber daya manusia seperti tenaga ahli, surveyor, operator komputer, juru gambar untuk kegiatan yang telah disepakati bersama," kata dia.

ITS juga bertugas memfasilitasi pemanfaatan laboratorium uji dan infrastruktur yang dimiliki bagi kepentingan revitalisasi NASDEC dan menyampaikan laporan kegiatan secara berkala kepada Kemenperin tentang program revitalisasi NASDEC minimal setahun sekali.(*)
Video oleh: Willy I

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017