Madiun (Antara Jatim) - Turunnya harga komoditas cabai rawit merah telah memicu terjadinya deflasi di Kota Madiun, Jawa Timur pada bulan Maret 2017 sebesar -0,06 persen dengan indeks harga konsumen  (IHK) sebesar 125,38. 
     
Sejak sebulan terakhir, bumbu pedas tersebut mengalami penurunan harga secara bertahap di sejumlah pasar tradisional Kota Madiun yang saat ini berkisar antara Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram dari harga sebelumnya yang sempat tembus Rp130.000 per kilogram. 
     
"Deflasi di Kota Madiun dipengaruhi oleh turunnya IHK sejumlah komoditas. Yang paling dominan adalah cabai rawit," ujar Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Kota Madiun, Adi Priyanto, dalam rilisnya, Sabtu.
     
Selain cabai rawit, komoditas yang mempengaruhi terjadinya deflasi Madiun pada Maret 2017  di antaranya daging ayam ras, tarif pulsa ponsel, daging sapi, dan telur ayam ras. 
     
Sedangkan sejumlah komoditas yang menekan terjadinya deflasi adalah, tarif listrik, es, pecel, lele, dan rokok kretek. 
     
Menurut dia, dari tujuh kelompok komoditas pengeluaran, terdapat tiga kelompok yang mengalami deflasi dan empat kelompok lainnya mengalami inflasi. 
     
Adapun, kelompok yang mengalami deflasi adalah, kelompok bahan makanan sebesar -1,56 persen; kelompok kesehatan sebesar -0,02 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,14 persen. 
     
Sedangkan kelompok yang menekan deflasi di antaranya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,26 persen; kelompok sandang sebesar 0,16 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,11 persen. 
     
Ia menambahkan, dari delapan kota penghitung deflasi nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar -0,29 persen dengan IHK sebesar 124,30.      "Sedangkan, deflasi terendah terjadi di Kota Madiun dan Kota Surabaya masing-masing sebesar -0,06 persen dengan IHK 125,38 dan 128,10," katanya.
     
Sementara, secara rinci, kedelapan kota yang mengalami deflasi tersebut adalah Kota Madiun -0,06 persen IHK 125,38; Surabaya -0,06 persen IHK 128,10; Malang -0,09 persen IHK 128,38; Kediri -0,13 persen IHK 124,41.
     
Kemudian, Jember -0,15 persen IHK 124,43; Sumenep -0,15 persen IHK 124,44; Banyuwangi -0,20 persen IHK 123,49; dan Probolinggo -0,29 persen IHK 124,30. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017