Situbondo, (Antara Jatim) - Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi menyatakan bahwa sebanyak 30 orang ibu hamil yang tersebar di sejumlah kecamatan terjangkit HIV/AIDS.
"Ibu hamil yang terjangkit HIV/AIDS terhitung sejak November 2016 hingga April 2017, yang jumlahnya sudah sampai 30 orang dan sampai saat ini puluhan ibu hamil tersebut dalam pengawasan petugas dinas kesehatan," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengemukakan, diketahuinya puluhan ibu hamil yang terjangkit virus mematikan itu setelah pemerintah kabupaten lewat dinas kesehatan sebelumnya meluncurkan aplikasi daring (dalam jaringan) untuk memetakan angka kematian ibu (AKI) melalui aplikasi tersebut.
Dengan menggunakan aplikasi itu, katanya, setiap ibu hamil beresiko tinggi maupun sedang akan terpantau karena seluruh bidan maupun puskesmas dan rumah sakit terus melaporkan perkembangan ibu hamil tersebut lewat aplikasi daring setiap hari.
"Nah dari situlah kami mengetahui 30 orang ibu hamil tersebut lewat aplikasi, karena selain bidan melakukan pendampingan juga melakukan tes darah setiap ibu hamil yang memeriksakan ke bidan maupun puskesmas," ucapnya.
Menurut Abu Bakar, saat ini pihaknya fokus untuk pengobatan bayinya di dalam kandungnya agar tak tertular, dan petugas dinas kesehatan juga fokus untuk memberikan pengobatan kepada ibunya yang terjangkit HIV.
"Puluhan ibu hamil yang terjangkit HIV/AIDS tersebut sebenarnya dapat disembuhkan dengan syarat mereka kooperatif," tuturnya.
Sejak 2010 hingga awal 2017, lanjut dia, jumlah total penderita HIV/AIDS di Situbondo mencapai 741 orang dan dari jumlah itu sekitar 20 persen di antaranya meninggal dunia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Ibu hamil yang terjangkit HIV/AIDS terhitung sejak November 2016 hingga April 2017, yang jumlahnya sudah sampai 30 orang dan sampai saat ini puluhan ibu hamil tersebut dalam pengawasan petugas dinas kesehatan," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengemukakan, diketahuinya puluhan ibu hamil yang terjangkit virus mematikan itu setelah pemerintah kabupaten lewat dinas kesehatan sebelumnya meluncurkan aplikasi daring (dalam jaringan) untuk memetakan angka kematian ibu (AKI) melalui aplikasi tersebut.
Dengan menggunakan aplikasi itu, katanya, setiap ibu hamil beresiko tinggi maupun sedang akan terpantau karena seluruh bidan maupun puskesmas dan rumah sakit terus melaporkan perkembangan ibu hamil tersebut lewat aplikasi daring setiap hari.
"Nah dari situlah kami mengetahui 30 orang ibu hamil tersebut lewat aplikasi, karena selain bidan melakukan pendampingan juga melakukan tes darah setiap ibu hamil yang memeriksakan ke bidan maupun puskesmas," ucapnya.
Menurut Abu Bakar, saat ini pihaknya fokus untuk pengobatan bayinya di dalam kandungnya agar tak tertular, dan petugas dinas kesehatan juga fokus untuk memberikan pengobatan kepada ibunya yang terjangkit HIV.
"Puluhan ibu hamil yang terjangkit HIV/AIDS tersebut sebenarnya dapat disembuhkan dengan syarat mereka kooperatif," tuturnya.
Sejak 2010 hingga awal 2017, lanjut dia, jumlah total penderita HIV/AIDS di Situbondo mencapai 741 orang dan dari jumlah itu sekitar 20 persen di antaranya meninggal dunia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017