Nganjuk (Antara Jatim) - Sebanyak 118 kepala keluarga di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terancam terkena dampak tanah longsor jika bendungan yang terjadi akibat tanah longsor Minggu (9/11) meluber.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Nganjuk Agus Irianto, Rabu, mengemukakan 118 KK itu tersebar di dua dusun, yaitu 45 KK di Dusun Selopuro dan sisanya, 73 KK di Dusun Kedung Jeru, Desa/Kecamatan Ngetos, kabupaten setempat.

"Kalau jarak antara longsoran dengan dusun itu memang jauh, namun di dusun itu dialiri sungai yang kebetulan hulunya berada di reruntuhan longsor itu," katanya di Nganjuk.

Ia mengatakan jika sungai yang sempat menjadi bendungan alam, karena terkena tanah longsor itu meluber, secara tidak langsung akan berpengaruh pada dua dusun itu.

Pemkab juga sudah melakukan koordinasi dengan tim gabungan Basarnas, TNI, relawan, terkait dengan ancaman dampak jika bendungan itu meluber ataupun bocor.

Selain itu, pemkab juga meminta pertimbangan dari Tim Pusat Vulkanologi Bencana Mitigasi Geologi (PVMBG) Bandung terkait dengan dampak beruntun terjadinya tanah longsor tersebut. Tim itu juga sengaja datang guna mengevaluasi penyebab tanah longsor serta memantau pergerakan tanah.

"Untuk sementara, warga diminta waspada. Hingga kini pun, kami belum melakukan relokasi, tapi malam ini kami rapat lagi untuk mengevaluasi pergerakan hari ini," ujarnya.

Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Longsor sempat membendung sungai, menyebabkan terjadinya bendungan alam.

Hingga kini, tingkat kedalaman longsor hingga 40 meter, membuat petugas pun harus berupaya keras mencari para korban. Dalam musibah itu, lima orang menjadi korban. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017