Jombang (Antara Jatim) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid berharap semua pihak bisa menjaga kerukunan beragama, sehingga tercipta kedamaian.
     
Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid mengemukakan saat ini masyarakat sudah capai. Mereka juga sadar, apapun alasannya, tidak ada manfaat yang bisa diperoleh dari sebuah konflik. Salah satunya, di pilkada. 
     
"Fenomena Pilkada DKI harus disikapi dengan bijak, sebagai sebuah pendidikan politik yang mencerahkan. Bukan sebaliknya, malah larut dan ikut-ikutan mengadopsi pola-pola perilaku politik yang tidak baik," katanya saat peresmian cabang Pesantren Tebuireng di Maluku, dalam rilis yang diterima, Rabu.
     
Gus Sholah juga mengatakan, umat Islam memiliki kontribusi yang besar dan signifikan dalam proses tegak dan berdirinya NKRI pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan.      "Pesantren dengan madrasahnya, sangat besar perannya meski tidak mendapatkan bantuan dari negara," tegasnya.
     
Gus Sholah juga mengkritik belum diterapkannya Pancasila secara penuh dalam kehidupan bernegara. 
     
"Kelima sila Pancasila memang belum sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh negara, terutama sila kedua dan kelima tentang keadilan sosial, dengan sila ketiga sebagai resultannya," kata mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini.
     
Pihaknya juga mengapresiasi berdirinya cabang Pesantren Tebuireng di Ambon, Maluku ini. Ia berharap banyak dengan adanyaa pesantren itu, salah satunya demi meningkatkan persatuan bangsa. 
     
Menurut dia, warga Maluku merupakan masyarakat yang mengalami dan menjiwai makna penting persaudaraan dalam perbedaan. Bahkan, tingkat kerukunan di Maluku juga dinilai semakin membaik, setelah terlepas dari belenggu konflik bernuansa SARA belasan tahun silam. 
     
Ia justru berharap, Maluku bisa tumbuh menjadi laboratorium kerukunan umat beraga, dengan keberhasilan kemajuannya saat ini. Ia juga berharap para pejabat di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama dapat ikut menjaga kondusivitas yang sudah berjalan baik. 
     
"Semestinya Maluku sudah bisa jadi laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia," kata adik kandung Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini. 
     
Sementara itu, dengan berdirinya pesantren tersebut, hingga kini Pesantren Tebuireng telah memiliki 11 cabang yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, baik Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Sulawesi Utara, hingga Sumatera Utara. 
     
Sementara itu, Direktur Pendidikan Pesantren Tebuireng Kusnadi menambahkan pendirian pesantren ini memang dilakukan karena ada wakaf tanah. Luas tanah tersebut hingga 2.500 meter persegi.
     
"Kiai Sholahudin berkenan menerima wakaf tanah ini untuk pendirian cabang Pesantren Tebuireng ke-11. Inisiator pendirian Pesantren Tebuireng Cabang Ambon ini adalah mantan Kepala Kanwil Kemenag Maluku HM Attamimy," katanya. 
     
Dalam acara tersebut, selain dihadiri Gus Sholah, juga dihadiri oleh Gubernur Maluku Said Assagaf, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Maluku Fesal Musaad itu, serta sejumlah tamu undangan lainnya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017