Beirut, (Antara/Reuters) - Setidak-tidaknya 35 orang tewas, termasuk sembilan anak-anak, dan puluhan lagi luka-luka akibat serangan udara di provinsi Idlib, Suriah, kata Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah pada Selasa.

Serangan itu membuat banyak orang sesak napas dan jatuh pingsan, beberapa di antaranya mengeluarkan busa dari mulut mereka, sebagai tanda serangan menggunakan senjata mengandung gas, kata lembaga itu, mengutip sumber kesehatan. Pemerintah Suriah berulang kali membantah penggunaan senjata itu dalam gerakan mereka.

Pemerintah Suriah atau jet tempur Rusia melancarkan serangan ke kota Khan Sheikhoun di provinsi Idib, yang dikuasai pemberontak, kata pemantau perang berpusat di Inggris itu.

Militer Suriah belum dihubungi untuk memberikan tanggapan.

Televisi berita pendukung oposisi, Orient TV, memberitakan bahwa serangan udara itu menewaskan 50 orang dan melukai lebih dari 150 lagi.

Pada Maret, setidak-tidaknya 16 orang tewas akibat serangan udara di sebuah penjara di provinsi Idlib, Suriah.

Idlib adalah salah satu benteng yang paling penting bagi pemberontak, termasuk faksi jihad, yang berusaha untuk  menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Angkatan udara Suriah bersama dengan sekutunya Rusia, telah beberapa kali membombardir para pemberontak di lokasi itu.

Jumlah pengungsi di Idlib, yang terletak di barat laut Suriah, meningkat, banyak dari mereka meninggalkan tempat dikuasai pemberontak atau tempat lain di negara itu setelah tentara Suriah dan sekutunya memaksa mereka untuk pergi.

Beberapa bagian daerah di Idlib dikendalikan oleh pemberontak yang didukung Turki, termasuk faksi yang berperang di bawah bendera Tentara Kebebasan Suriah, sementara di daerah-daerah lainnya didominasi oleh kelompok garis keras Ahrar al-Sham dan kelompok-kelompok lainnya yang tergabung dalam aliansi Tahrir al-Sham.

Tahrir al-Sham adalah bagian dari bekas kelompok Nusra, yang secara resmi mengumumkan diri sebagai cabang al Qaeda di Suriah hingga 2016, saat mereka mengakhiri kesetiaannya kepada organisasi pemberontak internasional.(*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017