Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupten Banyuwangi, Jawa Timur, menggandeng PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) untuk membantu warga mengembangkan homestay atau penginapan dengan pembiayaan dari bank milik pemerintah itu.

"Ini cara kami untuk memanfaatkan booming pariwisata agar berdampak ke warga. Kuncinya masyarakat dilibatkan menjadi pelaku ekonomi. Simpel saja, warga sudah ada rumah, lalu direnovasi dengan konsep homestay, diperbaiki toiletnya dan sebagainya. Nah renovasinya itu dibiayai BTN," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas Anas di Banyuwangi, Kamis.

Demikian pula warga yang sudah berbisnis homestay, renovasi agar semakin baik bisa dibiayai BTN dengan kerja sama tersebut. Dalam tahap awal, katanya, saat ini sudah ada belasan warga pemilik homestay melakukan penandatanganan pembiayaan kemitraan dengan BTN.

"Alhamdulillah sudah tanda tangan realisasi pembiayaan dari BTN ke warga yang sudah disetujui," ujar Anas yang berhasil membawa Banyuwangi menyabet penghargaan Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) tersebut.

Anas mengatakan pihaknya terus mendorong pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat. Pariwisata menjadi payung untuk pembangunan Banyuwangi, karena salah satu tujuannya agar dampak pembangunan bisa dinikmati lebih banyak warganya.

"Image pariwisata Banyuwangi akan menjadi wisata yang ramah, yang hangat," kata Anas.

Sementara itu, Kepala BTN Cabang Banyuwangi Rachman Suhendri mengatakan program ini sebagai bentuk kontribusi BTN terhadap pariwisata di Banyuwangi.

Program pembiayaan ini merupakan program kemitraan khusus untuk pengembangan homestay warga Banyuwangi. Plafon pembiayaan BTN mulai Rp30 juta hingga Rp75 juta dengan jangka waktu pinjaman lima tahun.

"Kami ingin ikut berperan dalam kemajuan pariwisata di Banyuwangi. Salah satunya lewat pembiayaan bagi pengembangan homestay ini. Kami menjadikan salah satu desa yang sudah sangat kental budaya, yaitu Desa Kemiren, sebagai pilot Project program kemitraan dengan Pemkab Banyuwangi. Setelah ini kami perluas ke kecamatan lain yang berdekatan dengan tujuan wisata," kata Rachman.

Salah seorang warga penerima pembiayaan tersebut adalah Asnan yang mendapatkan pembiayaan sebesar Rp30 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk merenovasi kamar-kamar homestay yang dimiliknya serta membangun toilet yang baru bagi wisatawan.

"Fasilitas di kamar juga akan dilengkapi seperti membeli kasur yang lebih bagus. Mudah-mudahan wisatawan tambah betah di homestay saya," ujarnya.

Asnan sendiri mengaku sudah menjalankan usaha homestaynya selama lima tahun. Selama ini dia menerima kunjungan wisatwan yang menginap mulai dari pelajar sampai kunjungan kerja kepala desa dari Nabire, Provinsi Papua.

"Saya senang karena Banyuwangi semakin banyak dikunjungi wisatawan, termasuk yang datang ke tempat saya juga meningkat," ujarnya.

Di Banyuwangi, homestay tumbuh begitu pesat selama tiga tahun terakhir. Saat ini setidaknya terdapat 200 homestay yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Banyuwangi. Jumlah itu tidak termasuk yang belum terdaftar secara resmi.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017