Lamongan (Antara Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur mendorong wilayah setempat menjadi barometer keuangan syariah nasional, karena merupakan provinsi dengan penduduk muslim terbesar dan didukung jumlah pondok pesantren yang tersebar di berbagai wilayah.

Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Sukamto di Lamongan, Senin , mengakui Jatim merupakan salah satu provinsi dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di Indonesia, namun demikian penetrasi pasar keuangan syariahnya sampai Januari 2017 belum dapat menembus angka 5 persen.

Sukamto usai acara Diseminasi Buku Khotbah Bisnis/Keuangan Syariah di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan menyebutkan market share aset perbankan syariah di Jatim masih 4,70 persen, dan tercatat lebih rendah dibandingkan nasional yang mencapai 5,20 persen.

"Oleh karena itum kami menargetkan market share keuangan syariah di sini dapat menembus angka 5 persen. Sehingga bisa menjadi barometer keuangan syariah nasional," katanya.

Sukamto menjelaskan, pihaknya telah memiliki sejumlah program untuk mendorong upaya tersebut, salah satunya melalui peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. 

"Program itu kami gagas dengan membuat Buku Kumpulan Khotbah Bisnis dan Keuangan Syariah bersama MUI Provinsi Jatim bekerja sama Asosiasi Dewan Pengawas Syariah Indonesia (ADPASI) Wilayah IV Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara," katanya.

Ia menjelaskan, buku itu berisikan 52 materi khotbah Jumat yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi para muballigh dalam mengenalkan konsep bisnis dan keuangan syariah.

Menanggapi buku itu, Bupati Lamongan Fadeli yang hadir dalam acara Diseminasi Buku Khotbah Bisnis/Keuangan Syariah mengapresisasi, dan berharap mampu menjadikan Jatim sebagai barometer ekonomi syariah Islam secara nasional. 

"Saya mengapresiasi kegiatan seperti ini, dan jika nanti diperbanyak saya akan memfasilitasinya," katanya.(*)


 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017