Sidoarjo (Antara Jatim) - Badan Metereologi, Klimotologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya mengingatkan akan adanya potensi angin puting beliung saat terjadi pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarai.

Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Surabaya Taufik Hermawan, Kamis mengatakan, saat ini memang belum memasuki masa transisi pergantian musim, tetapi tetap perlu diwaspadai adanya potensi angin puting beliung.

"Saat ini masih dalam tahap akhir musim hujan mengingat masih ada potensi hujan di sejumlah wilayah di Jawa Timur ini," katanya.

Ia mengemukakan, cuaca di Juanda dan beberapa kota di sekitarnya saat ini masih bisa dikategorikan lazim karena puncak musim hujan sudah dilewati.

"Perlu diwaspadai keterkaitan transisi karateristik awan "Cumulonimbus" atau CB yang sangat aktif perlu diwaspadai potensi terjadi hujan lebat, kilat, petir, puting beliung sampai dengan hujan es," katanya.

Ia mengatakan, ketika masa transisi awan CB bisa terbentuk dengan cepat terutama untuk daerah-daerah yang ruang terbuka hijaunya kurang.

"Salah satu lokasi yang ruang terbuka hijaunya kurang seperti di Surabaya dan sekitarnya. Sedangkan ruang terbuka hijaunya banyak seperti di Jombang atau juga di Malang," katanya.

Cepatnya peningkatan awan CB, kata dia, karena energi yang ada di wilayah ruang terbuka hijaunya kurang dilepaskan cepat sekali dipantulkan. Sementara kalau ruang terbuka banyak, terlebih dahulu diserap oleh pepohonan yang ada.

"Pembentukan awal CB ini bisa dilihat pada jam 10.00 WIB yakni sudah ada awal seperti bunga kol, kemudian awan tersebut berubah berwarna kelabu dan berwarna hitam pekat," katanya.

Ia menjelaskan, perputaran perubahan awan ini terjadi dalam hitungan jam sejak pukul 10.00 WIB sampai dengan hujan terjadi.

"Sementara lama tidaknya hujan dapat dilihat dari tingkat ketebalan awan CB, termasuk terjadinya potensi angin puting beliung dan juga hujan es," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017