Situbondo (Antara Jatim) - Ketua Kelompok Tani (Poktan) Muja, Desa Curahjeru. Kabupaten Situbondo, Kusnadi, mengemukakan bahwa menggunakan mesin tanam bibit padi (transplanter) dapat menghemat biaya produksi tanam hingga Rp750.000 per hektare (ha).
"Teknologi pertanian mesin "transplanter" di sini sudah mulai digunakan para kelompok petani karena mesin tanam padi bantuan dari pemerintah ini dinilai lebih menguntungkan petani karena biaya produksinya lebih rendah," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Minggu.
Menurutnya, Kelompok Tani Muja Desa Curaheru, Kecamatan Panji, telah menerima bantuan mesin tanam bibit padi (transplanter) dari pemerintah dan sampai saat ini sudah berjumlah sebanyak tiga mesin "transplanter".
Bantuan mesin tanam bibit padi tersebut, katanya, dinilai sangat mendukung dalam hal peningkatan produktivitas petani. Sebab, dengan menggunakan mesin tanam padi tersebut petani bisa menghemat biaya serta tenaga.
"Kalau menanam bibit padi secara manual itu membutuhkan waktu sekitar 12 jam dengan tenaga manusia 24 orang per hektare. Akan tetapi jika menggunakan mesin "transplanter" hanya cukup enam orang dan penghematan biaya sekitar Rp750 ribu per hekatre," ucapnya.
Kusnadi memaparkan, menanam padi dengan cara manual atau menggunakan tenaga manusia membutuhkan biaya sekitar Rp3 juta, sedangkan menggunakan mesin "transplanter" hanya sekitar Rp2.250.000 per hektare.
Ia menambahkan, anggota kelompok tani setempat yang ingin menggunakan mesin "transplanter" tinggal membeli bibit sendiri atau menyerahkan pembelian bibit kepada operator "transplanter" dengan jenis bibit yang sudah disepakati. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Teknologi pertanian mesin "transplanter" di sini sudah mulai digunakan para kelompok petani karena mesin tanam padi bantuan dari pemerintah ini dinilai lebih menguntungkan petani karena biaya produksinya lebih rendah," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Minggu.
Menurutnya, Kelompok Tani Muja Desa Curaheru, Kecamatan Panji, telah menerima bantuan mesin tanam bibit padi (transplanter) dari pemerintah dan sampai saat ini sudah berjumlah sebanyak tiga mesin "transplanter".
Bantuan mesin tanam bibit padi tersebut, katanya, dinilai sangat mendukung dalam hal peningkatan produktivitas petani. Sebab, dengan menggunakan mesin tanam padi tersebut petani bisa menghemat biaya serta tenaga.
"Kalau menanam bibit padi secara manual itu membutuhkan waktu sekitar 12 jam dengan tenaga manusia 24 orang per hektare. Akan tetapi jika menggunakan mesin "transplanter" hanya cukup enam orang dan penghematan biaya sekitar Rp750 ribu per hekatre," ucapnya.
Kusnadi memaparkan, menanam padi dengan cara manual atau menggunakan tenaga manusia membutuhkan biaya sekitar Rp3 juta, sedangkan menggunakan mesin "transplanter" hanya sekitar Rp2.250.000 per hektare.
Ia menambahkan, anggota kelompok tani setempat yang ingin menggunakan mesin "transplanter" tinggal membeli bibit sendiri atau menyerahkan pembelian bibit kepada operator "transplanter" dengan jenis bibit yang sudah disepakati. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017