Pamekasan (Antara Jatim) - Gagasan sebagian masyarakat untuk menjadikan Madura sebagai provinsi tersendiri yang terpisah dari Jawa Timur, akan diseminarkan di Pamekasan, Minggu (12/3).
     
"Seminar ini akan dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo," kata Bupati Pamekasan, Madura, Achmad Syafii di Pamekasan, Sabtu.
     
Seminar akan berlangsung selama dua hari, yakni mulai Sabtu malam, hingga Minggu siang. "Pembukaan malam ini sekitar pukul 19.00 WIB oleh Gubernur yang juga sebagai pembicara kunci dalam kegiatan itu," katanya.
    
Seminar yang akan membahas rencana pembentukan Provinsi Madura ini akan mengkaji dari berbagai bidang, seperti bidang pemerintahan, hukum tata negara, sosial politik dan bidang ekonomi.
     
Kajian dari aspek Bidang Pemerintahan oleh Kementerian Dalam Negeri, sedangkan kajian dari aspek Hukum Tata Negara oleh Mantan Ketua MK Prof Mahfud MD.
     
"Kalau kajian dari aspek sosial politik kami mengundang narasumber Prof Dr Siti Zuhro dan Kajian dari aspek Bidang Ekonomi oleh Prof Dr Didik J Rachbini," terang Bupati Achmad Syafii.
      
Seminar yang akan digelar di Pendopo Ronggosukowati Pemkab Pamekasan ini mengundang para bupati, ketua DPRD, pengurus partai politik, tokoh ulama dan perwakilan tokoh masyarakat dari empat kabupaten di Madura.
     
"Melalui seminar ini, kami ingin mendapatkan gambaran dan pemahaman tentang pembentukan provinsi dari sisi ketentuan perundang-undangan, aspek sosial dan politik, serta aspek ekonomi," katanya.
    
Hasil seminar nantinya akan dirumuskan oleh tim khusus dan akan menjadi refensi bagi semua pihak, termasuk pemkab di Madura.
    
Gagasan membentuk Provinsi Madura inj telah disuarakan sebagia masyarakat di Pulau Madura sejak lima tahun lalu.
     
Saat jni, di Pulau Madura terdapat empat kabupaten, yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.
     
Rencananya. Pamekasan akan dijadikan sebagai pusat pemerintahan, karena di kabupaten ini merupakan eks Karesiden Madura. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017