Tulungagung, (Antara Jatim) - Seorang warga berlatar pendidik (guru) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berhasil mengembangkan seni kaligrafi tulisan Arab dengan menggunakan bahan limbah pucuk bambu, sehingga menjadi karya tiga dimensi yang apik dan artistik.

Ahmad Munirul Huda (34), nama pria yang tinggal di Desa Mergayu, Kecamatan Bandung itu, Senin, mengaku mengawali kerajinan seni kaligrafi tiga dimensi berbahan limbah bambu itu dari keisengan saat bersih-bersih rumah.
      
"Saya merintisnya sejak 2012 saat membongkar kamar dan mendapati ada potongan bambu kecil menyerupai bulat telor yang saya lempar ke lantai dan tiba-tiba terbersit dengan bentuknya yang menyerupai huruf atau harakat dalam tulisan Arab," tuturnya bercerita.



Tak menunggu lama, Munir yang sehari-hari mengajar di salah satu MTs negeri di Kecamatan Bandung itu lalu mengumpulkan potongan bambu dan sebagian digergajinya tipis-tipis dengan posisi potongan miring atau diagonal sehingga membentuk bulat telor (bulat lonjong).

"Saya lalu mencoba menempelnya di lantai dan bisa membentuk kata Allah dalam tulisan versi Arab," ujarnya.

Insting Munir yang memang menyukai seni kaligrafi sejak muda itu lalu mengembangkan temuan tidak sengaja tersebut.

Dicarinya beberapa papan kayu keras jenis jati lalu mulai disusunnya potongan demi potongan bambu berbagai ukuran sehingga terangkai beberapa tulisan kutipan dalam Kitab Suci Al Quran.

"Awalnya masih kasar tapi kemudian terus saya sempurnakan sehingga tampilan tiga dimensi yang dihasilkan sekarang jauh lebih bagus," ucapnya.

Hingga saat ini, Munir mengaku telah menghasilkan karya kaligrafi tiga dimensi berbahan limbah bambu itu mencapai puluhan.

Rata-rata ia membuat berdasar pesanan dan sebagian lain dipasarkannya secara daring (online) melalui media sosial seperti facebook, twitter, hingga instagram.

"Karya paling sederhana seperti sepasang kaligrafi bertuliskan Allahu-Mohammad, misalnya, saya jual dengan harga Rp250 ribu. Untuk karya lebih rumit dengan tulisan kaligrafi panjang seperti kutipan lengkap surat tertentu bisa sampai Rp1 juta atau bahkan lebih, tergantung besaran dan tingkat kerumitannya," paparnya.

Menurut Munir, setiap satu pesanan kerajinan kaligrafi biasanya dia selesaikan dalam kurun waktu antara tiga hingga lima hari.

Sementara untuk bahan ia hanya menggunakan limbah pucuk bambu yang dipotong gergaji secara diagonal, papan kayu keras dari jati muda untuk latar serta lapisan pewarna dan pelitur untuk mengawetkan bahan kerajinan agar tidak mudah lapuk dan terserang kutu kayu.

"Dulu sebelum menekuni seni tiga dimensi ini juga sudah bergelut dengan seni kaligrafi untuk pesanan di masjid atau pondok pesantren. Cuma waktu itu masih mengandalkan konsep biasa, dua dimensi dengan sketsa dan cat minyak," katanya.(*)
Video oleh: Destyan HS





Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017