Bangkalan (Antara Jatin) - Manajemen klub sepak bola Madura United FC akhirnya gagal mengelola Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan karena tidak disetujui pemkab setempat.
 
"Pemkab menginginkan adanya pengelolaan kerja sama antara Madura United dengan Persepam, sedangkan MU ingin sistem pengelolaan mandiri seperti Bali United dengan Pemkab Gianyar Bali," kata manajer Madura United FC Haruna Soemitro di Bangkalab, Sabtu.
     
Akibat tidak adanya titik temu pola pengelolaan itu, Madura United akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kepada pemkab.
      
MU , kata dia, nantinya hanya akan menjadi penyewa stadion, bukan sebagai pengelola.
      
"Tapi tentunya apabila stadion itu telah memenuhi standar sesuai yang telah ditentukan regulator pertandingan," katanya, menjelaskan.
     
Pertimbangan lain klub Madura United mengundurkan diri sebagai pengelola stadion untuk menghindari konfrontasi arus bawah, yakni antara pendukung Madura United dengan pendukung Persepam.
     
"Terima kasih kepada Pemkab Pamekasan yang telah melayani Madura United selama 3 pertandingan ISC dan Piala Presiden," ucap Haruna.
     
"Kami akan berusaha hadir di SGRP sebagai penyewa. Itupun dengan prasyarat bahwa lapangan dan area Field Of Play sesuai dengan ketentuan regulator kompetisi," kata Manajer Madura United Haruna Soemitro menambahkan.
     
Manajemen Madura United FC mengajukan diri sebagai pengelola stadion sejak November 2016 saat klib sepak bola itu berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.
      
MU tertarik untuk menjadi pengelola, agar stadion yang terletak di Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan itu bisa memenuhi standar sesuai dengan ketentuan regulator pertandingan resmi sepak bola, terutama untuk Liga 1 dan Liga 2 2017.
     
Dalam pengajuan proposal yang disampaikan kepada Pemkab Pamekasan Madura United menjelaskan tahapan pembangunan yang akan dilakukan klub sepak bola berjuluk Laskar Sapeh Kerrap itu di Stadion Pamekasan.
    
Meski MU menjadi pengelola, namun klub inj menegaskan tetap membuka ruang bagi klub sepak bola lainnya di Pamekasan dan Madura pada umumnya untuk memanfaatkan stadion yang hendak dikelola Madura United FC itu untuk kompetisi resmi.
     
Hal ini karena keberadaan klub sepak bola lajnnya berbeda kasta. Madura United FC di kasta ISL, sedang klub lainnya seperti Persepam di kasta divisi utama.
    
Namun dalam perkembangannya, pengelola Persepam meminta agar ikut menjadi pengelola stadion, sehingga usulan pengelolaan oleh Madura United itu akhirnya gagal, karena Madura memilih mengundurkan diri.
     
"Dari pada sistem pengelolaanya secara bersama-sama lebih baik kami jadi penyewa saja," kata Direktur Operator Madura United FC dari PT Pola Bola Madura Bersatu (PBMB) Ziaul Haq dalam keterangan persnya kepada Antara, Sabtu siang.
     
Hanya saja, kata Habib, sapaan karib "Ziaul Haq" itu, Madura United siap menjadi penyewa apabila stadion Pamekasan itu sudah memenuhi standar sesuai dengan ketentuan operator pertandingan.
    
Jika tidak, MU kemungkinan akan mencari stadion lain, seperti Stadion Gelora Bangkalan dan Stadion Delta Sidoarjo. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017