Tulungagung (Antara Jatim) - Kepolisian Resort Tulungagung, Jawa Timur membentuk unit patroli khusus bersepatu roda untuk dikerahkan sebagai tim pengamanan selama gelaran "car free day" yang dihelat setiap akhir pekan di seputaran alun-alun atau pusat kota setempat.
    
"Tidak hanya saat car free day, tapi juga bisa dikerahkan dalam moment-moment tertentu, termasuk patroli rutin di seputaran kota," kata Kapolres Tulungagung AKBP Yong Ferrydjon di Tulungagung, Jumat.
    
Untuk mempersiapkan unit polisi bersepatu-roda itu, lanjut dia, sejumlah personel polisi wanita diberi fasilitas sepatu roda "roller blade" untuk berlatih bersama komunitas pecinta olahraga sepatu roda "Tulungagung Inline Roller Blade".
    
Hasilnya, kata Ferry, saat ini tak kurang dari 10 personel polwan sudah memiliki kemampuan dasar bergerak menggunakan sepatu roda roller blade yang saat ini sedang digemari masyarakat tersebut.
    
"Keberadaan anggota kepolisian ditengah masyarakat sangatlah diperlukan. Kami kedepankan adalah anggota polwan dengan tujuan untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat," ujarnya.
    
Ferry menjelaskan, tim tersebut terdiri dari sepuluh polwan, dimana, sebelumnya pada pemilihan anggota tim berdasarkan seleksi terlebih dahulu, mulai dari tinggi badan dan keberanian pada saat menggunakan rollerblade tersebut.
    
"Jadi mereka kita seleksi berdasarkan ketinggian dan kemampuannya masing-masing," katanya.
    
Ferry menambahkan, selain menciptakan rasa aman kegiata polisi bersepatu roda bisa menjadi sarana olahraga, terutama polwan yang bertugas.
    
"Tim ini nantinya tidak hanya diterjunkan dalam pengamanan car free day, namun juga akan dilibatkan dalam pengamanan lainnya yang berkapasitas tinggi," katanya.
    
Salah satu anggota polwan Bripda Ranna Anggi Wardhani mengaku bangga menjadi yang pertama terpilih sebagai anggota unit patroli bersepatu roda tersebut.
    
Kendati belum menguasai jenis olahraga itu, Ranna mengaku termotivasi untuk terus berlatih sehingga kini sudah mulai menguasai teknik-teknik dasarnya.
    
"Kami latihan kurang lebih selama dua pekan. Sebenarnya kami bisa mahir dan lincah itu karena ada niat dari diri sendiri untuk berlatih. Dengan kepercayaan saat bermain sepatu roda, itu yang membuat menjadi mahir," katanya.
    
Rana menambahkan, ada beberapa teknik yang menurutnya agak sulit yakni teknik "snack", "slalom" dan teknik "mix combo".
    
"Tetapi menurut saya semua teknik yang diajarkan jika dilakukan bersungguh-sungguh dan sering berlatih semua itu akan bisa diatasi," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017