Surabaya, (Antara Jatim) - Salah satu perusahaan gipsum, PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI), menilai Kota Surabaya, Jawa Timur, memiliki potensi besar pasar bahan bangunan daribatu putih atau gypsum karena ada puluhan proyek baru yang pelaksanaannya hingga 2019.

Direktur Utama PT SGCPI Hantarman Budiono di Surabaya, Senin,  memperkirakan laju pertumbuhan pasar properti di Surabaya mendorong  pasar sejumlah bahan bangunan, termasuk gipsum.

Bahkan, kata Hantarman, properti di kota terbesar kedua setelah DKI Jakarta ini diproyeksikan akan meningkat tajam hingga 2019.

"Surabaya selain sebagai pusat aktivitas ekonomi di bagian wilayah Timur Indonesia, juga merupakan kota tujuan berbisnis dan kota komersial yang sangat menjanjikan," katanya.

Ia mengatakan bahwa wilayah-wilayah yang menjadi primadona pasar properti di Surabaya terletak di Surabaya Timur, Surabaya Barat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Tengah. 

"Surabaya memang merupakan salah satu pasar terbesar kami, dan permintaan untuk produk gipsum kami sangat tinggi," katanya.

Berdasarkan data pasar gipsum nasional, kata Hantarman, pertumbuhan pemakaian gipsum ditargetkan meningkat 1 s.d. 1,5 meter persegi per kapita dari yang ada saat ini baru menyentuh pada level 0,45 meter persegi per kapita. 

Angka tersebut diakui Hantarman menjadi yang paling kecil di kawasan Asia Tenggara sebab penggunaan gipsum di Indonesia masih dominan 95 persen untuk plafon atau langit-langit. Untuk pemakaian pada dinding, belum banyak yang tahu.

Padahal, penggunaan gipsum pada plafon maupun dinding untuk bangunan-bangunan vertikal dipandang sangat efektif karena begitu banyak keuntungan yang didapat.

Hantarman mengatakan bahwa penggunaan gipsum untuk dinding  aplikasiannya sangat mudah, cepat, dan ringkas, juga ramah lingkungan. 

Jauh berbeda jika dibandingkan dengan dinding konvensional yang  menggunakan batu bata atau batako.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia Won Siew Yee merasa optimistis pasar gipsum akan meningkat meski pada tahun sebelumnya bisnis properti kerap dinilai menurun.

"Pada tahun 2017, diprediksi sebagai momen pergerakan bisnis properti ke arah positif. Dengan demikian, kami optimistis untuk mengembangkan bisnis ini dengan melakukan sosialisasi seluas-luasnya," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017