Jember (Antarajatim) - Pertumbuhan ekonomi sejumlah kabupaten di wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember yang meliputi Kabupaten Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi menunjukkan perkembangan yang positif.

"Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di wilayah kerja Kantor OJK Jember untuk tahun 2013 hingga 2015 berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional 5,12 persen,"  kata Kepala Kantor OJK Jember Aidil Chaidir di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2013-2015 di Kabupaten Banyuwangi mencapai 6,14 persen, Kabupaten Jember sebesar 5,86 persen, Kabupaten Situbondo sebesar 5,61 persen, Kabupaten Bondowoso sebesar 5,27 persen, dan Kabupaten Lumajang 5,17 persen.

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi juga cukup berkualitas karena disertai inflasi yang terkendali di beberapa daerah yang memiliki indeks harga konsumen (IHK) pada tahun 2015 yakni Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 2,31 persen dan Kabupaten Banyuwangi mengalami inflasi 2,15 persen, sehingga lebih rendah dari inflasi nasional 3,35 persen.

Selain itu, lanjut dia, perkembangan bank umum di wilayah kerja Kantor OJK Jember pada tahun 2016 yang meliputi total aset, total kredit, dan total dana pihak ketiga (DPK) masih mencatat hasil yang positif. 

"Perkembangan aset mengalami peningkatan sebesar 25,55 persen, total kredit meningkat sebesar 15,72 persen, perkembangan DPK bank umum meningkat sebesar 8,93 persen, sedangkan untuk 'non performing loan' (NPL) atau kredit bermasalah secara total di wilayah kerja OJK Jember mengalami penurunan sebesar 1,22 persen dibandingkan posisi Desember 2015 sebesar 2,73 persen," tuturnya. 

Perkembangan aset bank umum tertinggi terjadi di Kabupaten Lumajang sebesar 29,09 persen, perkembangan total kredit tertinggi terjadi di Kabupaten Lumajang sebesar 44,12 persen, sedangkan untuk DPK yang mengalami perkembangan tertinggi terjadi di Kabupaten Situbondo sebesar 14,78 persen. 

"Selain itu, perbaikan juga terjadi dari tingkat NPL bank umum yang secara total mengalami penurunan. Khusus Kabupaten Situbondo terjadi peningkatan NPL sebesar 0,36 persen dibandingkan posisi Desember 2015 menjadi 2,54 persen," katanya.

Aidil menjelaskan bank Umum secara total mengalami perkembangan yang positif, namun bank umum syariah justru mengalami penurunan untuk total pembiayaan yang diberikan pada tahun 2016. 

"Total aset bank umum syariah mengalami peningkatan sebesar 12,45 persen, dana pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 7,97 persen, sedangkan total pembiayaan mengalami penurunan sebesar 2,83 persen," ujarnya.

Menurutnya, penurunan pembiayaan tersebut lebih banyak disebabkan oleh penyelesaian pembiayaan bermasalah, sehingga rasio kredit macet juga mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 4,90 persen yakni dari 9,37 persen pada Desember 2015 menjadi 4,47 persen pada Desember 2016.

"OJK Jember telah menyiapkan beberapa program yang selaras dengan kebijakan OJK secara nasional yang akan berfokus pada dua hal yakni upaya meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam pembangunan ekonomi daerah dan upaya menjaga stabilitas sistem keuangan," katanya, menambahkan.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017