Malang (Antara Jatim) - Wali Kota Malang Moch Anton minta angkutan kota dan taksi konvensional membenahi manajemen jika tidak ingin kalah bersaing dengan moda transportasi umum berbasis dalam jaringan (online), yang saat ini menyerbu Kota Malang.

"Kalau kita melihat yang sekarang marak transportasi berbasis online, bagaimana transportasi konvensional ini berpikir dan mencari terobosan agar tidak kalah bersaing. Angkutan konvensional harus memperbaiki dan membenahi manajemen serta pengelolaan transportasi secara profesional," kata Anton di Malang, Jawa Timur, Jumat.
    
Ia mengakui perkembangan zaman di era teknologi dan informasi seperti saat ini tidak mungkin dibendung. Mau tidak mau, semua pihak harus pandai menyesuaikan diri. Apalagi sekarang sudah menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)), sehingga perlu dipikirkan kembali pengelolaan dan inovasi terkini sesuai perkembangan di tengah masyarakat.
    
Selain itu, lanjutnya, sejumlah celah yang belum tersentuh angkutan umum konvensional, juga membuka peluang ojek dan taksi online melebarkan sayap pasarnya. Celah itu antara lain belum adanya trayek angkot di beberapa titik perbatasan kota.
    
Oleh karena itu, akan ada perubahan penataan jalur (trayek angkot) yang dilakukan. "Sekarang kita lihat daerah pinggir sudah ramai. Alat transportasi harus sudah ada, namun faktanya belum tersentuh transportasi umum, akhirnya masyarakat memilih memakai online tadi agar bisa beraktivitas dengan baik," ujarnya.
    
Semenatra itu, Kasat Lantas Polresta Malang AKP Adi Nugroho meminta para sopir angkutan umum untuk menahan diri terkait konflik dengan taksi online sambil menunggu keputusan dari Wali Kota malang Moch Anton. "Saya minta semua pihak menahan diri dulu lah. Tunggu keputusan pak wali seperti apa, taksi online ditutup atau tidak," paparnya.
    
Sebelumnya muncul konflik antara moda tarnsportasi berbasis online dengan angkutan kota dan taksi yang masih konvensional, bahkan sempat ada laporan dari sopir taksi online yang sengaja ditabrak angkutan umum di depan Stasiun Kota Baru Malang saat menunggu penumpang beberapa waktu lalu.
    
"Saya sudah ada pembicaraan dengan beberapa pihak terkait. Selama ini memang sopir angkutan umum mendesak menutup taksi online karena merugikan, namun kalau dilihat dari segi teknologi tak ada masalah karena perkembangan zaman. Kami harus cek dulu yang jadi masalah apa," urainya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017