Surabaya (Antara Jatim) - Kerja sama yang melibatkan 50 perguruan tinggi di Indonesia dengan Perkumpulan Ahli & Dosen Republik Indonesia (ADRI) dan Burapha University Thailand diwujudkan guna meningkatkan publikasi karya ilmiah di tingkat internasional.

Ketua Umum ADRI Fathoni Rodli usai penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Jumat  mengatakan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri akan memberikan 25 poin tambah untuk nilai akreditasi bagi perguruan tinggi di Indonesia.

"Kerja sama dengan pihak luar bisa mencakup visiting profesor, riset bersama hingga pembuatan jurnal internasional. Selain itu mempermudah bagi dosen yang akan melakukan publikasi ilmiah,” katanya.

Dengan bergabungnya dosen-dosen dalam ADRI, kata dia maka akses kerja sama akan lebih mudah dilakukan dengan komunikasi bersama dosen-dosen luar negeri yang berasal dari Indonesia.

“Nanti akan kami kembangkan jadi ADRI se-Dunia,” kata Rektor Universitas Ma’arif Hasyim Latif Sidoarjo ini.

Melalui ADRI, lanjut dia perguruan tinggi secara masal melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Universitas dari luar negeri yang bisa menjalin kerja sama harus memiliki beberapa syarat.

“Selian itu beasiswa yang ditawarkan khusus juga selalu terbuka antar negara. Mereka harus membuka diri dengan adanya kelas internasional, kemudian ada fakultas yang linier,” ucapnya.

Sementara itu Rektor Untag, Prof Ida Aju Brahmasari mengatakan proses MoU tidak selalu mudah. Butuh prestasi yang cukup dikenal untuk bisa bekerja sama. Namun, keuntungan dari kerja sama tersebut memang terbukti. Terlihat dari beragam program yang telah berjalan.

“Kami MoU tidak sekedar tanda tangan. Tetapi ada pertukaran pelajar atau dosen, riset bersama juga dilakukan,” kata dia.

Dia mengatakan adanya jalur publikasi internasional akan memudahkan mahasiswa di universitas. Di Untag, salah satu syarat menyelesaikan program pasca sarjana harus memiliki karya yang terpublikasi internasional.

“Publikasi scopus kan sulit, setidaknya bisa merintis publikasi internasional,” ujarnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017