Ngawi (Antara Jatim) - Pemkab Ngawi, Jawa Timur menganggarkan dana sebesar Rp2,5 miliar guna melakukan perbaikan objek wisata sejarah Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem  ascapenandatanganan nota kesepahaman antara pemda setempat dengan TNI AD.

"Dana perbaikan untuk Benteng Pendem Ngawi tersebut bersumber dari APBD setempat. Tahun ini dialokasikan Rp2,5 miliar," ujar Bupati Ngawi Budi Sulistyono kepada wartawan, Rabu.

Menurut dia, dana sebesar Rp2,5 miliar tersebut rencananya akan digunakan untuk perbaikan gapura. Baik gapura sebelah luar maupun gapura bagian dalam. 

"Selain itu, dana tersebut juga untuk perbaikan sebagian gedung utama. Hanya sebagian dulu, sebab jika keseluruhan tentu tidak cukup anggarannya," kata dia.

Pascapenandatanganan nota kesepahaman dengan pihak TNI AD, Pemkab Ngawi mulai serius melakukan perbaikan di tempat bersejarah tersebut.

Total untuk perbaikan dan pemugaran hingga Benteng Pendem Ngawi kembali seperti bangunan awal dibutuhkan sekitar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar.

"Dana sebesar itu kami upayakan baik dari APBD Ngawi, Provinsi, dan sumber-sumber lain yang bisa masuk untuk itu," kata dia.

Pihaknya menargetkan pemugaran Benteng Pendem Ngawi akan selesai pada tahun 2020 sehingga bisa difungsikan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur dan bahkan hingga nasional.

Benteng Pendem Ngawi sendiri terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.

Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng itu dulunya juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.

Setelah kemerdekaan, benteng tersebut digunakan oleh TNI AD dalam hal ini Batalyon Armed 12 sebagai gudang senjata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai gudang senjata, Benteng Pendem Ngawi kini telah dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejak akhir tahun 2011. (*)
     
     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017