Madiun (Antara Jatim) - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Jawa Timur mencatat sekitar 250 hektare lahan sawah di wilayahnya terserang hama wereng hingga panen petani menurun. 

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun Mochammad Nadjib, di Madiun, Sabtu mengatakan, ratusan hektare sawah yang terserang hama tersebut terdapat di empat wilayah kecamatan. Yakni Kecamatan Mejayan, Wonoasri, Balerejo, dan Pilangkenceng.

"Empat wilayah kecamatan tersebut merupakan daerah terparah terserang hama wereng. Lainnya hanya spot-spot kecil," ujar Nadjib kepada wartawan.

Menurut dia, hama tersebut menyerang tanaman padi milik petani yang siap panen. Akibatnya hasil panen petani menurun sekitar 10 hingga 20 persen dari kondisi normal.

Akibat terserang hama wereng, tanaman padi petani menjadi kering, bulir padi juga kopong, dan lama-lama tanaman menguning serta mati. 

"Saya menganjurkan para petani untuk segera memamnen padinya. Hal itu agar mengurangi kerugian yang lebih besar lagi," kata Nadjib.

Pihaknya memprediksi serangan hama wereng tersebut karena dipicu oleh cuaca ekstrem yang cenderung lembab dan banyak curah hujan. Sehingga organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti wereng berkembang biak dengan cepat.

Para petani diminta melapor ke pengurus kelompok taninya ataupun petugas penyuluh lapangan jika sawahnya terserang wereng. Hal itu karena Dinas Pertanian sedang melakukan pendataan tentang serangan hama wereng agar dapat dilakukan penanganan hama secara serentak.

"Selama satu bulan terakhir ini dinas sudah melakukan bantuan stimulan untuk membasmi hama wereng. Di antaranya dengan bantuan pestisida untuk disemprotkan ke tanaman," tambahnya.

Terkait bantuan pestisida, dinas setempat sudah menyalurkan obat sebanyak 1.100 liter pestisida cair dan 100 kilogram pestisida bubuk. Bantuan tersebut disalurkan ke daerah-daerah yang paling rawan terkena serangan hama wereng. (*)
       
      


Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017