Blitar (Antara Jatim) - Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Blitar Raya melakukan aksi damai menyerukan masyarakat agar tidak percaya pada hoax atau kabar bohong.
     
"Kami sengaja melakukan aksi ini untuk menyerukan agar masyarakat tidak percaya terhadap hoax, sebab ini meresahkan," kata ketua PWI Blitar Hendik Budi Yuantoro saat aksi di Blitar, Kamis.
     
Ia mengatakan, maraknya berita hoax bisa sangat merugikan, terutama keutuhan NKRI, serta bisa memecah belah bangsa. Untuk itu, masyarakat diharapkan untuk lebi cerdik dalam menerima informasi.
     
Selain itu, ia juga menegaskan, jurnalis dalam mencari informasi pun juga harus sesuai dengan data dan kode etik jurnalistik, dengan tidak serta merta menerima informasi yang masih diragukan kebenarannya.
     
Ia meminta agar jurnalis juga menolak berita yang justru mengandung unsur sara, fitnah, serta memberikan informasi yang justru mengancam perpecahan di antara umat.
     
Hendik juga mengajak agar para jurnalis yang belum mengikuti uji kompetensi secepatnya mengikuti program tersebut. Dengan itu, mereka bisa mengetahui dengan pasti kompetensi dirinya, sebab saat ini kompetensi sangat dibutuhkan. 
     
"Uji kompetensi ini tentu saja merupakan sebuah hal yang mutlak diikuti oleh wartawan, karena hal itu sebagai bentuk pengakuan akan kemampuan kualitas SDM wartawan," katanya. 
     
Aksi tersebut dilakukan para wartawan di perempatan lovi Kota Blitar. Aksi itu diikuti jurnalis dari beragam media, baik tulis, online, radio, hingga televisi.
    
Massa juga membawa beragam tulisan yang isinya untuk menolak berita hoaks, serta ajakan agar masyarakat tidak percaya berita hoaks. 
     
Dalam aksi tersebut, massa juga melakukan teaterikal dan mengumpulkan kartu jurnalisnya, sebagai simbol bersatu menolak dan menangkal berita hoax.    
     
Walaupun aksi itu dilakukan di perempatan lovi Kota Blitar, kegiatan itu berjalan dengan tertib dan lancar. Petugas pun hanya memantau jalannya aksi, dan setelah menyampaikan aspirasinya, massa akhirnya bubar. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017