Pamekasan (Antara Jatim) - Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI I Made Sukadana meminta, agar TNI bisa menjadi menjaga persatuan dan kesatuan, serta tidak terprovokasi dengan isu SARA yang akhir-akhir ini marak berkembang di masyarakat.

"Indonesia lahir penuh dengan perjuangan untuk meraih kemerdekaan, diharapkan TNI bisa menjaga kedaulatan yang telah kita diraih," katanya saat menyampaikan pengarahan kepada 516 anggota TNI dari Pamekasan dan Sumenep di Makodim Pamekasan, Kamis (2/2), seperti rilis yang disampaikan Pasi Intel Kodim 0826 Pamekasan Kapten Darminto kepada Antara di Pamekasan, Jumat.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kata Pangdam, merupakan harga mati, dan oleh karenanya, TNI bersama segenap lapisan masyarakat harus mempertahankan hal itu.

Dalam kesempatan itu, Pangdam juga menceritakan, bahwa di Indonesia sebelumnya pernah berdiri dua kerajaan besar yang pada akhirnya hancur berantakan akibat konflik internal dalam perebutan kekuasaan, yakni Sriwijaya dan Majapahit.

Kedua kerajaan besar itu hancur karena diprovokasi oleh pihak-pihak luar yang ingin menguasai. "Hingga akhirnya bangsa dan negara kita dijajah selama 350 tahun," katanya.

Setelah para pemuda bangkit dan bersumpah pada 1928 yang dikenal dengan "Sumpah Pemuda 1928" dan para pihak yang semula terpecah bersatu, Indonesia akhirnya mampu mengusir penjajah dengan memproklamasikan kemerdekaannya yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Dengan demikian, kata Pangdam, kebersamaan, persatuan dan kesatuan dari segenap elemen bangsa, merupakan kekuatan yang tidak terhingga yang perlu terus dijaga dan dirawat dengan.

"Indonesia punya ideologi negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka tunggal Ika, dan NKRI. Jangan sampai kita berpecah belah, jaga NKRI, jaga UUD 45, jaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," pinta Pangdam.

TNI-Polri sebagai abdi negara, harus menjadi cermin kebhinekaan. "Karena kita terdiri dari bermacam-macam ras, suku bangsa dan berbagai agama dan golongan," ucap Pangdam.

"TNI-Polri itu dibilang sebagai benteng negara, jadi diharapkan bisa saling bersinergi dengan baik dalam melaksanakan tugasnya," katanya, menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Pangdam V Brawijaya juga Mayjend TNI I Made Sukadana meminta kepada semua pihak, khususnya TNI agar tidak terpengaruh oleh provokasi yang berbau SARA, apalagi mengikuti isu yang tidak bertanggung jawab dan berkembang dengan pesat akhir-akhir ini.

"Tapi kita juga harus mengetahui perkembangan informasi di luar sana, karena saat ini banyak penyusup bangsa yang ingin memecah belah NKRI," pintanya.

Pangdam V Brawijaya melakukan kunjungan kerja ke Madura, dengan terlebih dahulu berkunjung ke Kabupaten Sumenep, lalu ke Pamekasan.

Di Pamekasan, Pangdam sempat mengunjungi sejumlah lokasi, dan bersepeda santai bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Pemkab Pamekasan. Salah satunya ialah Vihara Avalokitesvara, yakni kelenteng yang menjadi simbol kerukungan umat beragama di Pamekasan, karena di klenteng itu terdapat tiga tempat ibadah umat berbeda agama, yakni Vihara, Pura dan Mushalla. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017