Bangkalan (Antara Jatim) - Tanaman padi milik sebagian petani di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, yang pembudidayaannya turut dibina dan dipantau/didampingi oleh aparat TNI setempat mulai terserang hama wereng, sehingga tanaman mengering, dan terancam puso.

"Tanaman padi milik petani yang kita ketahui terserang hama wereng ialah di beberapa desa/kelurahan di Kecamatan Bangkalan," kata Komandan Koramil (Danramil) Kota Bangkalan Kapten Inf Muhadi di Bangkalan, Senin.

Selain wereng, jenis hama lainnya yang menyerang tanaman padi petani ialah siput, keong mas.

Ada beberapa jenis wereng yang menyerang tanaman padi warga di Bangkalan, antara lain wereng cokelat, hijau dan wereng loreng.

Wereng cokelat dalam bahasa latinnya disebut Nilaparvata lugens. Sedangkan wereng hijau dalam bahasa latin disebut Nephotettix virescens (Distant), wereng loreng dalam bahasa latin disebut Recilia dorsalis.

Hama ini sangat betah hidup di daerah yang lembab dan bersuhu sekitar 200 derajat Celcius hingga -300 derajat Celcius, mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari).

Serangga wereng dewasa berukuran panjang 0,1-0,4 cm, wereng dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer.

Hama wereng ini menyerang padi mulai dari persemaian sampai padi hendak dipanen, dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun.

Jika wereng cokelat menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan mengering pada satu lokasi secara melingkar disebut juga "hopper burn".

Sedangkan wereng hijau dan wereng loreng adalah sebagai vector virus tungro, yakni jenis virus yang menjadi penyakit kerdil rumput dan penyebab kerdil hampa pada tanaman padi.

Apabila wereng itu menyebarkan virus tungro pada saat padi dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput. Sedangkan apabila menyebarkan virus tungro pada saat sedang bunting maka padi akan terkena penyakit kerdil hampa.

"Akibat-akibat yang disebabkan oleh jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal panen (puso)," terang Muhadi yang sempat mengikuti pelatihan bidang pertanian, termasuk budi daya padi dan penanganan/pencegahan hama dan penyakitnya.

Danramil Bangkalan ini mengaku, mengetahui tentang berbagai jenis penyakit tanaman, khususnya padi, karena pernah mendapatkan pelatihan khusus, saat TNI dipercaya pemerintah menjadi pendamping petani, guna mensukseskan program swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah.

"Makanya, kami mulai menggerakkan Babinsa untuk terjun ke lapangan membantu petani melakukan penyemprotan tanaman padi milik warga yang terserang hama wereng itu," katanya, menjelaskan.

Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Pulau Madura yang menjadi percontohan dalam hal produksi pangan, khususnya tanaman padi, karena selama ini Bangkalan merupakan satu-satunya kapaten yang surplus dalam hal produksi padi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bangkalan mencatat, produksi padi di kabupaten paling barat di Pulau Madura ini 242.586.10 ton/tahun, dengan luas areal tanam 45.208 hektare, dan produktivitasnya 53,66 ton/ hektare untuk gabah kering giling (GKG).

Varietas padi unggulan di wilayah ini adalah IR 64 tersebar di Kecamatan Blega, Burneh, Geger, Kokop, Arosbaya, Socah,Tanah Merah, Konang, Kecamatan Modung. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017