Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengapresiasi puisi karya Zawawi Imron saat keduanya bertemu dalam kesempatan acara pelantikan pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya.

Dalam acara yang berlangsung di Gedung Utama Balai Pemuda Surabaya, Minggu, penyair asal Batang-batang, Sumenep, Madura, Jawa Timur, itu memang diundang untuk memberi perenungan dengan membacakan karya puisinya. 

Sedangkan Menpora diundang untuk memberikan orasi kebangsaan. Padatnya kegiatan Menpora membuat panitia menempatkan penyair berjuluk "Celurit Emas" itu mendapat jadwal tampil setelah Orasi Kebangsaan Menpora. 

Maka, begitu Menpora tiba di lokasi acara sekitar pukul 12.00, pembawa acara langsung mendaulatnya untuk memberikan orasi kebangsaan. Namun tampaknya Menpora tidak rela untuk tampil berorasi sebelum Zawawi Imron tampil membacakan puisinya. 

Penyair yang salah satu karyanya "Bulan Tertusuk Ilalang: mengilhami Sutradara Garin Nugroho membuat film dengan judul yang sama itu pun akhirnya tampil ke depan membacakan puisi berjudul "Resolusi Jihad".  

"Sebenarnya Menpora ini sedang terburu-buru. Tapi dia bilang, sebelum meninggalkan tempat ini untuk beranjak menghadiri kegiatan lainnya, ingin sekali mendengarkan sebuah puisi dari saya,” ucap penyair peraih penghargaan "The S.E.A Write Award" dari Kerajaan Thailand ini, sebelum memulai puisinya.

Selama Zawawi membacakan puisi yang merupakan perenungan atas perjuangan para Ulama Pesantren dalam membela tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, Menteri yang juga asal Madura ini tampak serius menyimak sambil mengabadikannya melalui kamera ponselnya.  

Belum cukup, setelah Zawawi selesai membaca puisi, dan tiba gilirannya memberi orasi kebangsaan, Menpora mengawalinya dengan membacakan puisi berjudul "Ibu", karya Zawawi lainnya yang tercipta di tahun 1966. 

"Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau, sumur-sumur kering, dedaunan pun gugur bersama reranting, hanya mata air airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir," begitu salah satu penggalan puisi "Ibu" karya Zawawi yang dibacakan Menpora

"Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan, namamu ibu yang kan kusebut paling dahulu,
lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu," bunyi penggalan puisi "Ibu" lainnya.  

Menpora menyebut penyair Zawawi Imron adalah gurunya. "Dan puisi Ibu karya beliau yang saya bacakan tadi, senantiasa selalu mengingatkan, bahwa di balik kesuksesan seseorang, ada doa dari orang lain yang selalu menyertai, yaitu doa dari seorang ibu, orangtua kita," ungkapnya. (*)
Video oleh : Hanif N

Pewarta: Hanif N

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017