Mogadishu (Antara) - Jumlah korban jiwa dalam serangan pada Rabu oleh anggota Ash-Shabaab terhadap satu hotel di Ibu Kota Somalia, Mogadishu, telah naik jadi 15 sementara 15 orang lagi cedera, kata seorang pejabat senior.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Abdirizak Omar Mohamed mengatakan kepada wartawan di Mogadishu perwira keamanan telah mengakhiri pengepungan terhadap Hotel Dayah dan menembak-mati "semua penyerang".
Dua tetua terkenal Somalia, yang ikut dalam pemilihan 132 anggota parlemen pada 2012, termasuk di antara orang yang tewas dalam serangan tersebut, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam. Korban cedera telah dibawa ke rumah sakit.
Seorang pembom bunuh diri menabrakkan mobilnya, yang berisi peledak, ke pintu masukan Hotel Dayah di dekat gedung Parlemen Federal, lalu diikuti oleh penembakan. Beberapa menit kemudian, satu lagi bom mobil meledak.
Ledakan pertama terjadi beberapa menit setelah pukul 08.00 waktu setempat, kata beberapa saksi mata. Sekitar 15 menit kemudian, satu kendaraan lagi meledak di luar hotel itu.
Saksi mata dan sumber medis mengatakan mereka menduga korban jiwa akan bertambah sebab kedua ledakan tersebut sangat kuat.
"Terjadi ledakan besar yang mengguncang gedung tempat saya berada. Saat saya keluar, satu ledakan terjadi lagi," kata seorang saksi mata, Yusuh Ahmed, kepada Xinhua.
Beberapa gedung dan mobil yang diparkir di dekat hotel tersebut rusak. Tujuh wartawan dari kantor berita internasional cedera dalam ledakan kedua.
Beberapa anggota parlemen yang baru dipilih termasuk di antara orang yang berada di dalam hotel saat serangan dilancarkan. Tapi polisi sebelumnya mengatakan kepada Xinhua "mereka selamat".
Hotel itu, yang terletak di dekat gedung parlemen federal, sering dikunjungi oleh anggota parlemen dan pejabat pemerintah.
Kelompok fanatik Ash-Shabaab, yang berpusat di Somalia, mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut, yang dilancarkan saat negara itu bersiap menyelenggarakan pemilihan umum, saat anggota parlemen memilih presiden baru.
Ash-Shabaab telah memerangi Pemerintah Somalia selama satu dasawarsa. Kelompok tersebut telah diusir dari kota kecil utama oleh pasukan Uni Afrika dalam beberapa tahun belakangan tapi masih sering melancarkan serangan di negeri itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017