Bondowoso (Antara Jatim) - Pejabat Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyatakan kabupaten setempat terbebas dari virus antraks yang sejak dua pekan terakhir virus yang menyerang ternak sapi tersebut mewabah di beberapa daerah.

"Karena di daerah (kabupaten) ini termasuk bebas dari serangan virus antraks, maka untuk pencegahan virus antraks lewat vaksinasi tidak perlu dilakukan," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (Kabid KHKMV-PPHP) Dinas Pertanian Pemkab Bondowoso, drh. Cendy Herdiawan di Bondowoso, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa daerah yang perlu dilakukan vaksinasi terhadap ternak sapi sebagai langkah antisipasi pencegahan salah satunya adalah di daerah yang berbatasan dengan daerah yang ditemukan kasus antraks.

Selama ini, katanya, di Bondowoso tidak pernah ditemukan kasus antraks pada hewan ternak baik secara historis maupun kasus di lapangan. Jika vaksinasi dilakukan di daerah bebas antraks justru akan memicu timbulnya virus yang mematikan itu dan dapat menyerang hewan maupun manusia.

"Vaksinasi antraks itu dilakukan untuk daerah yang berisiko tinggi atau daerah yang berdekatan atau berbatasan dengan daerah kasus. Sedangkan di Bondowoso tidak termasuk jadi tidak perlu melakukan vaksinasi," ucapnya.

Kalau di daerah bebas antraks dilakukan vaksinasi terhadap hewan ternak, menurutnya, sama saja petugas melepas virus di lapangan (didaerah) karena sekali melakukan vaksinasi maka selanjutnya harus selalu divaksin.

"Intinya vaksinasi penyakit hewan ternak dilakukan pada daerah kasus antraks serta dilakukan vaksin di daerah yang sangat berisiko tinggi," katanya, menjelaskan.

Ia menambahkan, antraks merupakan penyakit menular akut dapat mematikan yang disebabkan oleh bakteri "bacillus anthracis" dan virus antraks terutama menyerang ternak dan hewan liar lainnya.

"Manusia juga dapat terinfeksi penyakit ini melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang terkena virus antraks atau juga dengan mengkonsumsi daging yang terkontaminasi," tuturnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017