Membeli mutiara air tawar atau air laut di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, tidaklah sulit. Di setiap lokasi objek wisata, juga tepi jalan raya, banyak pertokoan maupun gerai menjual mutiara air laut dan air tawar, mulai ali-ali, gelang, kalung, juga asesoris lainnya yang dilengkapi mutiara.

Bahkan bisa memperoleh mutiara dengan harga yang "aduhai" juga tidaklah sulit, karena di sejumlah toko di daerah setempat juga menggelar dagangan mutiara air laut dan air tawar. Salah satunya di toko "Gem Pearls" di Desa Presa, Kecamatan Batu Layar, selain juga pusatnya di Sekarbela.

"Kalau mau aman beli saja mutiara yang bersertifikat, sebab mutiara air laut dan air tawar yang asli semuanya bersertifikat," kata pemandu wisata di Lombok L. Kadri, ketika mengantar rombongan wisatawan dari Antarajatim dari Surabaya, Sabtu (20/1).

Masalahnya, menurut dia dibenarkan pedagang mutiara di tepi laut di belakang hotel Puri Saron Iskandar, banyak mutiara asal Taiwan dan China yang masuk ke lokasi daerah penghasil budi daya mutiara di Lombok.

"Ini saya baru beli bersertifikat, ya, jelas asli," jelas Ahmad Munir warga Surabaya yang memimpin rombongan Antarajatim.
   
Untuk itu, ia harus mengeluarkan uang Rp1,5 juta untuk memperoleh satu butir mutiara warna hitam sebagai aksesoris cincin yang semula ditawarkan penjaga di toko setempat dengan harga Rp2,5 juta.

Di dalam sertifikat yang dikeluarkan "Gem Pearls Certicate Of Authenticity", disebutkan "one (1) ring for man setting on silver with South Sea  Pearls as Characteristic below". Color : Black and Shape Oiff Round dikeluarkan tertanggal 21 Januari 2017.

"Saya juga membeli cincin dengan satu butir mutiara air tawar warna putih di Gem Pearls dengan harga Rp150.000. Disebut asli budi daya di Lombok, hanya ditulis di dalam kuintasi pembeliannya," timpal Nurhidayati warga Bojonegoro.

Sebagaimana dijelaskan penjaga Toko Geam Pearls Hariyono bahwa di toko setempat mutiara yang pernah terjual dengan harga tertinggi mencapai Rp80 juta berupa kalung dilengkapi 30 butir mutiara air laut.

"Pembelinya wisatawan asal Singapura yang membeli mutiara itu tahun lalu," ucapnya.

Di toko setempat, menurut dia, mutiara yang dijual baik air laut maupun air tawar merupakan hasil budi daya asli dari Lombok.

Untuk mutiara air laut toko setempat mematok harga berkisar Rp120.000-Rp1,2 juta per gramnya, dengan warga antara lain, silver atau perak, putih, juga krem, untuk mutiara air tawar warnanya antara lain, putih dan unggu.

"Kami mengambil mutiara air laut dari hasil budi daya di Teluk Sekotong. Untuk air laut biasanya kalau panen minimal tiga tahun sekali dengan perolehan mutiara sekitar 15 kilogram," ungkapnya.

Menurut dia, ada  beberapa kriteria yang membuat mutiara air laut atau air tawar memiliki nilai harga jual yang tinggi yaitu bentuknya bundar utuh mulus, berkilau, dan memiliki sinar yang bagus.

Budi daya mutiara air laut di kawasan setempat tidak hanya di teluk Sekotong, tetapi juga ada di Teluk Nare, di kawasan Senggigi, karena letak laut di daerah setempat cukup strategis terlindungi pulau.

"Dulu yang mengawali budi daya mutiara air laut Bu Tien (Ibu Tien Soeharto) sekitar tahun 1990. Kalau sekarang di Teluk Nare budi daya mutiara air laut sudah berkurang dibandingkan dulu," papar pemandu wisata lainnya Andri Hermawan.

Lokasi Teluk Nare berada di jalur lalu lintas bagi wisatawan dengan naik perahu yang akan mengunjungi Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, yang menjadi ikon objek wisata di Pulau Lombok.

Lebih lanjut Andri menjelaskan budi daya mutiara air laut membutuhkan waktu lama, sebab panennya berkisar 3-5 tahun.

Begitu pula kerang yang untuk budi daya air laut juga harus mendatangkan dari Maluku dan Papua.

Dengan proses tertentu, kerang itu kemudian ditempatkan di suatu wadah untuk dimasukkan ke dalam laut di kedalaman berkisar 5-7 meter.

"Kalau dulu budi daya air laut dilengkapi dengan penjaga bersenjata," tandasnya.

Ditemui terpisah seorang warga Mataram Susilowati (56) menjelaskan di Sekarbela ada sebuah toko mutiara yang hanya bisa dimasuki pembeli tertentu dengan pengawasan ketat, karena harga mutiara di toko setempat cukup mahal.

Suaminya, katanya, pernah mengantar seorang wisatawan domestik (wisdom) asal Semarang yang membeli seperangkat perhiasan dilengkapi mutiara dengan harga Rp800 juta.

Nah, setidaknya kalau kita berwisata di Pulau Lombok bisa menyesal kalau tidak membawa oleh-oleh mutiara untuk diri sendiri atau kerabat,  sebab harganya cukup terjangkau.

Bahkan bagi kolektor perhiasan maka lokasi Pulau Lombok bisa menjadi ajang berburu yang mengasyikan untuk memperoleh mutiara nanelok lagi menawan dengan tujuan sebagai koleksi. Siapa takut!!!!. (*)
Video oleh: Slamet Agus S
      

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017