Surabaya, (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di wilayah setempat turut mendorong dan membantu pertumbuhan ekonomi wilayah itu pada 2017 dengan menangani permasalahan industri, salah satunya berperan sebagai inkubator yang menangani kemasan produk UMKM.

"OJK harus menawarkan dan ikut membantu dalam peremajaan mesin-mesin industri di Jatim, sebab mesin-mesin itu sudah tua jadi perlu peremajaan," kata Soekarwo yang akrab dipanggil Pakde ketika dalam acara pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan tahun 2017 di Surabaya, Selasa.

Menurut Pakde penyaluran kredit harus diperbesar untuk mendorong pertumbuhan, karena hal itu merupakan langkah yang tepat menyokong pertumbuhan ekonomi.

Sebab, Pakde memprediksi Jatim tahun 2017 membutuhkan total investasi di berbagai bidang sebesar Rp520 triliun, dan dari kebutuhan tersebut Rp170 triliun di antaranya dipenuhi oleh dana APBD Jatim.

"Karena itu kekurangan lainnya bisa disokong dari penyaluran kredit, dan landing kredit perbankan di Jatim tahun lalu hanya tumbuh 8 persen," katanya.

Ia mengatakan untuk membuat pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,8 persen, penyaluran kredit tahun 2017 setidaknya harus tumbuh 12 persen.

Sementara itu, Kepala OJK Kantor Regional IV Jatim Soekamto mengaku kini sedang berusaha menggenjot kredit dengan membuka akses baru secara bulanan bagi perbankan. Tujuannya, untuk mengetahui akses keuangan di daerah yang belum tersentuh perbankan dan pasar modal, agar penyaluran kredit bisa digenjot.

"Kami terus mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit hingga tumbuh 12 persen tahun ini. Pasalnya, penyaluran kredit yang naik diyakini bisa menjadi penopang target pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang dipatok mencapai level 5,8 persen pada 2017," ujarnya.

Oleh karena itu, Soekamto akan menyiasati peningkatan penyaluran kredit perbankan dengan mencari tahu berapa kebutuhan dana yang diperlukan setiap daerah untuk penyaluran kredit, sehingga target pertumbuhan kredit 12 persen tahun ini bisa terealisasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Nelson Tampubolon mengatakan digenjotnya kredit itu tidak lepas dari melambatnya penyaluran kredit perbankan pada tahun 2016.

"Tahun lalu, pertumbuhan penyakuran kredit secara nasional hanya tumbuh 9 persen. Padahal tahun 2015 pertumbuhannya diatas 10 persen," imbuhnya.

Ia mengatakan, turunnya pertumbuhan kredit tahun 2016 akibat kondisi ekonomi global yang cukup melambat, khususnya pada semester awal 2016.(*)
Video oleh : A Malik Ibrahim


Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017