Banyuwangi (Antara Jatim) - Kepala Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara (BKN) Surabaya Tauhid Jatmiko berharap sejumlah inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk berlomba-lomba melakukan perbaikan.

"Banyuwangi bisa jadi inspirasi. Dengan digelarnya workshop di Banyuwangi ini semoga bisa memotivasi para kepala badan kepegawaian di daerah untuk melakukan hal yang sama di tempat masing-masing," ujar Tauhid dalam "workshop" di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

BKN Surabaya menggelar workshop "Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara" (ASN) di salah satu hotel di Banyuwangi, 12 hingga 13 Januari 2017 yang diikuti jajaran badan kepegawaian dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Kegiatan itu digelar di Banyuwangi karena kabupaten tersebut dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan geliat yang cukup baik, terutama dalam mendorong inovasi dan penataan di lingkungan birokrasi.

Tauhid memaparkan, workshop itu digelar untuk mengukur dan meningkatkan indeks profesionalitas ASN.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI Bima Haria Wibisono mengatakan kepala daerah memiliki peran besar untuk mendorong peningktaan profesionalitas ASN, terutama dalam membentuk tim kerja yang solid.

"Tidak ada pekerjaan di birokrasi yang berdiri sendiri, karena itu fungsi pemimpin menjadi sangat penting dan menentukan dalam peningkatan profesionalitas ASN," ujar Bima.

Menurut dia, pemimpin memiliki peran yang besar dalam menciptakan birokrasi yang profesional.

"Bagaimana kepemimpinannya mampu memberikan leadership yang bisa mengakomodir setiap ASN hingga bisa membangun kerja tim," katanya.

Bima mengatakan, peringkat indeks kinerja pemerintahan Indonesia masih perlu terus dipacu, sehingga bisa sejajar atau bahkan melampaui negara lainnya.

"Peningkatan kinerja birokrasi adalah gawe besar bersama dari daerah hingga pusat," ujarnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya senang BKN menggelar workshop di daerahnya. Apalagi, kegiatan semacam itu baru pertama kali digelar BKN di luar Jakarta.

"Tentu ini menjadi penyemangat bagi Banyuwangi untuk terus berbenah. Sudah ada kemajuan di Banyuwangi, tapi masih banyak pula hal yang harus dibenahi," kata mantan anggota DPR ini.

Anas menambahkan, kesolidan birokrasi memang menjadi kunci bagi suksesnya program pemerintah. Salah satu kendala utama di birokrasi selama ini adalah kuatnya ego sektoral. Jika ada program Dinas A, maka Dinas B sangat susah membantu.

"Maka perlu instrumen untuk menyinergikannya. Salah satu yang dilakukan di Banyuwangi adalah dengan menggelar Banyuwangi Festival. Festival ini bukan sekadar untuk menarik wisatawan, tapi sebagai alat konsolidasi aparatur daerah bisa bekerja sama sebagai sebuah kerja tim yang mampu mengikis ego sektoral. Dengan begitu kerja aparatur akan lebih profesional karena memiliki orientasi yang sama dan lebih besar demi kepentingan publik. Setelah ajang festival, semuanya menjadi lebih kompak," kata Anas.

Banyuwangi Festival sendiri merupakan rangkaian kegiatan wisata tahunan yang telah digelar sejak 2012. Setiap tahun, puluhan ajang wisata digelar.

Selain itu, lanjut Anas, untuk mendorong profesionalitas juga telah diterapkan tunjangan kinerja bagi ASN. Banyuwangi adalah satu dari sedikit daerah yang sudah menerapkan e-kinerja, penghitungan kinerja ASN berbasis teknologi informasi.

"E-Kinerja adalah bagian dari penerapan merit system, sebagai bahan evaluasi. Siapa yang berprestasi, maka dia yang akan mendapatkan reward. Demikian pula sebaliknya," tutur Anas. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017