Surabaya (Antara Jatim) - Seorang legislator mengaku prihatin dengan nasib warga Kampung Mulyorejo di kawasan Surabaya Timur karena selama enam tahun menjadi langganan banjir, namun sampai saat ini belum mendapatkan perhatian dari Pemkot Surabaya.

"Setiap musim hujan, warga merasa tidak nyaman. Sebab genangan air di sekitar tempat tinggal mereka setinggi 70 cm hingga 1 meter," kata anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Vinsensius Awey saat mengunjungi kampung Mulyorejo, Kamis.

Usai melakukan sidak ke Kampung Mulyorejo, Awey mengungkapkan setiap musim hujan, warga merasa tidak nyaman sebab genangan air di sekitar tempat tinggal mereka setinggi 70 cm hingga 1 meter.

"Di rumah warga, semua perabotan, mulai kulkas, tempat tidur, meubel ditinggikan," katanya.

Politisi Partai Nasdem ini meniai, faktor utama penyebab banjir adalah ruas kali Kepiting hingga Mulyorejo tidak mampu menampung aliran sungai dari Mojo, Dharmahusada dan Kaliwaron. Selain itu, terjadi sedimentasi di kali kepiting sampai Kali Mulyorejo, sehingga kali tak mampu menampung aliran sungai.

"Kondisi itu diperparah dengan mesin pompa yang berada di rumah pompa Mulyorejo kapasitasnya kecil dan tidak berfungsi dengan baik," kata Awey.

Ia mengaku heran dengan sikap pemerintah kota yang lebih mengutamakan kawasan elit Dharmahusada agar bebas banjir, dengan melakukan normalisasi saluran yang semula salurannya kecil dengan lebar 50 cm, diganti saluran U Gatter selebar 80 x 60 cm sehingga Dharmahusada bebas banjir.

Namun, lanjut dia, dampak negatifnya, kampung Mulyorejo akhirnya kampung penadah air kiriman dari akses saluran Dharmahusada dan Kaliwaron serta Mojo.

"Jadi kalau hujan, daerah situ seperti kampung air," katanya.

Anggota Komisi C ini menilai dalam menanggulangi banjir sikap pemerintah kota terkesan tebang pilih. Padahal, warga Mulyorejo Pertanian juga sama-sama membayar retribusi kepada pemerintah kota dan negara.

Vinsensius Awey menyarankan agar bebas banjir, pemerintah kota perlu membangun tanggul tinggi di sepanjang Kali Kepiting hingga Kali Mulyorejo, seperti tanggul tinggi di jalan gunung Sahari yang dibangun Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama, kemudian menambah kapasitas pompa air di rumah pompa Mulyorejo agar gratifikasi bisa berjalan dengan lancar.

"Pengerukan sedimen juga harus terus dilakukan untuk menambah kapasitas air sungai," katanya.

Namun, menurut Awey, karena lama menjadi langganan banjir, warga kampung menutup akses Kali Mulyorejo menuju saluran perkampungan warga Mulyorejo Pertanian dengan sejumlah karung pasir. Ia khawatir, apabila pemerintah kota tak memperhatikan kondisi warga Kampung mulyorejo , mereka akan melakukan aksi menutup akses saluran Dharmahusada menuju ke wilayah mereka.

"Karena setiap hujan warga was-was. Tiap tahun debit air semakin tinggi menggenangi kampung mereka," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017