Pamekasan (Antara Jatim) - Koordinator Lapangan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Jawa Timur, Budi Cahyono, menjelaskan kerugian material akibat banjir pada 3 Januari 2017 mencapai Rp700 juta.

"Jumlah kerugian material sebesar Rp700 juta ini, sesuai dengan hasil pendataan yang dilakukan tim lapangan di sejumlah lokasi banjir di Pamekasan," kata Budi Cahyono di Pamekasan, Sabtu.

Ia menjelaskan banjir terjadi di Pamekasan pada 3 Januari 2017 itu juga merusak sejumlah infrastruktur antara lain tanggul penahan banjir jebol, rumah warga ambruk, dan empat kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.

Budi telah melaporkan semua jenis kerusakan dan jumlah kerugian material akibat banjir yang melanda Pamekasan itu ke Bupati Pamekasan," katanya.

Diantara sekian kerusakan infrastruktur itu yang menjadi perhatian pemerintah adalah tanggul penahan banjir atau parapet yang jebol.

"Tanggul penahan banjir yang jebol itu, yang menjadi perhatian pemkab, karena bisa mengancam keselamatan warga," katanya, menjelaskan.

Sementara, jumlah total korban banjir di Pamekasan itu sebanyak 850 kepala keluarga (KK) tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pamekasan, Pademawu dan Kecamatan Pegantenan.

Banjir yang terjadi di Pamekasan pada awal Januari 2017 merupakan banjir terbesar dalam dua tahun terakhir ini.

Selain menggenangi perkampungan warga di enam kelurahan dan dua desa di tiga kecamatan, banjir juga menggenangi pusat kota Pamekasan, yakni di sekitar monumen Arek Lancor yang sebelumnya tidak pernah tergenang banjir.

Budi Cahyono menjelaskan selain mengusulkan kepada pimpinan untuk memperhatikan para korban banjir, pihaknya juga menggugah kalangan dermawan untuk ikut membantu para korban.

"Alhamdulillah ada yang peduli, yakni dari pihak PLN Area Pamekasan, berupa paket kebutuhan bahan pokok," katanya, menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017