Pontianak, (Antara) - Kepala BP3TKI Pontianak Kombes (Pol) Aminudin menyatakan, pihaknya telah menyalurkan sebanyak 1.750 TKI ke sejumlah negara sepanjang 2016.

"Dari sebanyak 1.750 orang TKI tersebut, sebanyak 1.580 asal Kalimantan Barat," kata Aminudin di Pontianak, Kamis.

Penempatan TKI tersebut, di antaranya ke negara Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Arab Saudi, Qatar, Gabon dan Congo.

Sementara itu para TKI ini bekerja pada sektor formal sebanyak 1.681 orang, dan sektor informal sebanyak 69 orang, yang terdiri laki-laki sebanyak 1.170 orang, dan perempuan sebanyak 580 orang, tuturnya.

"Sebanyak 1.580 orang warga Kalbar yang berangkat menjadi TKI sepanjang 2016 itu, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, yakni 1.314 orang," ungkapnya.

Ia menambahkan, beberapa capaian dalam pelaksanaan kebijakan penempatan TKI berhasil dilakukan, yaitu penerapan kebijakan KTKLN menjadi Elektronik KTKLN (e-KTKLN). Penerapan ini berjalan dengan lancar yang kemudian diikuti adanya transaksi nontunai dalam pelayanan penempatan TKI.

"Hal itu, kami lakukan dalam rangka menciptakan transaksi keuangan yang inklusif dan transparan," ujarnya.

BP3TKI juga telah melakukan kerja sama dengan Pemprov Kalbar, dan lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Sanggau, Sambas, Bengkayang, Sintang, dan Kapuas Hulu.

"Kami berkomitmen secara bersama-sama untuk mewujudkan Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan TKI wilayah perbatasan dalam bentuk pendirian Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP)," kata Aminudin.

Untuk merealisasi hal ini katanya lagi, awal 2017 ini, dua LTSP yaitu LTSP Entikong dan Sambas sudah rampung dikerjakan dan akan diresmikan oleh pemerintah.

Sementara itu, Kasi Penyiapan Penempatan BP3TKI Pontianak, As Syafii menambahkan bahwa dari 1.580 TKI asal Kalbar yang ditempatkan ke luar negeri dapat dirincikan berdasarkan negara penempatannya, yaitu Malaysia sebanyak 1.220 orang, Brunei Darusalam sebanyak 343 orang, Congo empat orang, Singapura delapan orang, Qatar satu orang, dan Arab Saudi empat orang.

Menurut dia, ada beberapa pekerjaan rumah juga masih perlu dibenahi, seperti kualitas dan kompetensi yang dimiliki calon TKI asal Kalbar.

"Data kami menunjukkan bahwa calon TKI yang ditempatkan di luar negeri sekitar 50 persen masih berpendidikan SD dan SMP. Padahal, kalau tingkat pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh calon TKI lebih tinggi tentunya bisa mengisi jabatan-jabatan pekerjaan yang lebih baik di luar negeri," imbuhnya.(*)

Pewarta: Andilala

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017