Bangkalan (Antara Jatim) - Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian meminta kepada Kapolda Jawa Timur dan Kapolres Bangkalan bertindak sigap dan menindak tegas para pelaku tindak pidana kriminal di Kabupaten Bangkalan.

"Harus tegas, dan sigap, jangan biarkan pelaku kriminal meraja rela," kata Kapolri di sela-sela acara kuliah umum di Kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan, Kamis.

Kapolri mengamukakan hal ini, menanggapi keluhan yang disampaikan Rektor UTM Dr Muh Syarif yang disampaikan dalam acara itu.

Syarif menjelaskan, bahwa akhir-akhir ini marak praktik begal di sekitar kampus UTM Bangkalan, dan sudah ada mahasiswa di kampus itu yang menjadi korban. Demikian juga kasus pencurian di beberapa rumah kos mahasiswa.

"Maraknya kasus pencurian di kos mahasiswa membuat kampus kita dikenal sebagai kampus begal," ucap Syarif saat memberikan sambutan di Gedung Pertemuan UTM sebelum kuliah umum dimulai.

Menurutnya, kasus begal menimbulkan kesan buruk dan membuat mahasiswa merasa tidak nyaman, sehingga perlu kiranya ada langkah-langkah strategis untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya tindakan kriminal.

"Kami sangat berterima kasih kepada jajaran kepolisian yang selama ini telah berupaya mengamankan wilayah sekitar kampus," katanya.

Kuliah Umum oleh Kapolri di kampus UTM Bangkalan itu juga diikuti ratusan personil Polres Bangkalan bersama ribuan mahasiswa dari berbagai Fakultas UTM anggota TNI dan  berbagai Perwakilan Instansi di lingkungan Pemkab Bangkalan.

Kapolri menyampaikan kuliah umum dengan tema "Pergulatan Politik Internasional dan Dampaknya Bagi NKRI yang Ber-Bhineka"  di gedung Pertemuan UTM Bangkalan.

Sebelum penyampaian kuliah kegiatan didahului dengan Penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Polda Jatim dengan pihak UTM dan Polres Bangkalan yang disaksikan oleh Kapolri.

Sementara, dalam Kuliah Umum itu Jenderal Tito menyampaikan beberapahal antara lain, Indonesia dibangun berdasarkan Ke-bhinekaan terdiri dari ribuan pulau dan dan suku bangsa yang bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Di dunia ini awalnya tidak teratur dalam sistem sehingga banyak terjadi kekacauan atau kegaduhan yang pada akhirnya muncullah politik untuk menentukan pemimpin. Namun dalam politik tersebut muncul  hegemoni atau hak dominasi yang bertujuan untuk menguasai karena mereka beranggapan diatas semuanya," terang kapolri. 

Negara Indonesia, kata dia, mempunyai empat pilar yaitu Nasionalisme, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Demokrasi yang diterapkan saat ini disastu sisi memang positif dalam artian seimbang antara masyarakat dengan penerintah dan mempersempit penyelewengan Pemerintah. Namun disisi lain Demokrasi yang terlalu bebas akan mengakibatkan ketimpangan antara penguasa dan masyarakat bawah.

"Hal paling utama saat ini adalah bagaimana menjadi pemimpin yang amanah dan toleran untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika," terang kapolri.

Penyampaian kuliah umum oleh Kapolri itu, berlangsung sekitar 90 menit  dan acara dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh H Doni Burhan Lc MA dan diakhiri dengan pemberian cindera mata kepada Kapolri, Kapolda Jatim dan Kapolres Bangkalan berupa miniatur Kampus UTM yang disampaikan oleh Rektor UTM. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016