Surabaya (Antara Jatm) - Desta Aminatuz Zahro, bayi pertama dari kembar siam dempet tali pusar (Omphalopagus) dengan Atresi Ani (tidak punya anus) asal Probolinggo, mengalami peradangan atau memerah pada stoma (lubang buatan di perut) dua hari pascaoperasi pemisahan.

Ketua tim kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto SpA(K), di Surabaya Rabu, menjelaskan, peradangan tersebut terjadi menyusul suksesnya operasi pemisahan dan kurang stabilnya kondisi tubuh bayi, Kekhawatiran yang muncul adalah infeksi.

"Awal dirujuk, kedua bayi sudah mengalami peradangan. Jadi, setelah di operasi, tim kami harus mencermati pada bagian pusar, karena jika tidak akan terjadi infeksi dan ususnya menghitam serta perutnya memerah," jelas Agus.

Kekhawatiran lainnya, tambahnya, agar infeksi tidak mengancam jiwa bayi dan akan mengganggu organ vital lainnya. Dia mengatakan, solusi yang akan dipilih adalah operasi darurat kedua yakni memotong usus yang menghitam itu.

"Kita lihat perkembangannya, jika terjadi Nekrosis akan segera dipotong. Tapi untuk sekarang perubahan hanya terlihat pada kulit perut yang masih memerah," papar Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) Dr. Soetomo itu.

Sedangkan, bayi nomer dua, Desty Amadatuz Zahro, Agus menngatakan, perkembanngannya lumayan lebih meningkat, dan masih tergolong relatif stabil. Namun, belum melewati fase kitis.

"Saat ini ke dua bayi masih di rawat di ruang isolasi intensive care unit (ICU), gedung bedah pusat terpadu (GBPT) dan masih mendapatkan bantuan pernapasan oksigen nasal CPAP pada bayi dua dan masker pada bayi satu karena penetrasi otot-otot pernapasannya masih dalam gangguan," tandasnya.

Sementara itu, Dokter spesialis bedah anak, dr Purwadi SpBA (K). yang memimpin proses operasi pemisahan bayi mengungkapkan, pada bagian bekas operasi saat ini terlihat meradang, dan kehawatiran akan mengancam jiwa, dan untuk saat ini penangan yang dilakukan adalah pemberian obat anti infeksi dan pemberian sinar ultraviolet.

"Obat ini untuk mereda infeksi yang sekarang sedang ditandai adanya peradangan, tapi untuk saat ini belum perlu tindakan operasi darurat," tambah Purwadi.

Diketahui, bayi kembar siam dari pasangan Nurul Iman Mustari dan Jumami warga asal Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Lahir secara prematur dalam usia kandungan antara 34 hingga 36 minggu, dengan berat total 3,3 kilogram dan panjang 41 sentimeter, berjenis kelamin perempuan. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016