Bojonegoro, (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur meminta kepada Menteri Keuangan untuk "cost recovery" minyak Blok Cepu yang menjadi tanggung jawab daerah sebesar Rp550 miliar dipotong limaa kali (lima tahun).

"Pemkab mengusulkan beban 'cost recovery' diangsur lima kali, tetapi Menteri Keuangan hanya menyetujui dipotong tiga kali," kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Herry Sudjarwo di Bojonegoro, Rabu.

Menurut dia, pemkab sudah dua kali berkirim surat kepada Menteri Keuangan terkait beban "cost recovery" dan investasi pengembangan lapangan minyak Blok Cepu yang mulai dipotong dari perolehan produksi minyak Blok Cepu.

Beban "cost recovery" dan investasi yang menjadi tanggung jawab daerahnya, kata dia, besarnya mencapai Rp550 miliar yang diperhitungkan masuk di dalam DBH migas 2015 yang sudah diterima daerahnya sebesar Rp632,8 miliar.

"Perhitungan cost recovery itu sudah termasuk investasi pengembangan Blok Cepu sejak 2009 lalu. Ya kemungkingan masih ada lagi cost recovery untuk 2016," ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, pemkab juga harus mengembalikan sisa salur perolehan DBH migas pada 2014 sebesar Rp87 miliar.

Perolehan DBH pada 2014, lanjut dia, mencapai Rp628,3 miliar, tetapi dari perhitungan ulang yang dilakukan terjadi sisa salur sebesar Rp87 miliar.

Dengan demikian, lanjut dia, perolehan DBH migas 2017 yang sudah ditetapkan Rp900 miliar akan berkurang karena harus dikurangi sisa salur 2014 sebesar Rp87 miliar dan dikurangi angsuran "cost recovery".

"Perhitungan kami perolehan DBH migas daerah kami pada 2017 hanya sekitar Rp630 miliar, karena dipotong sisa salur 2014 dan cost recovery," paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan prognosa produksi minyak di daerahnya pada 2017 mencapai 76,4 juta barel dengan perkiraan produksi rata-rata sekitar 212 ribu barel per hari.

Produksi minyak itu dihasilkan dari lapangan minyak Blok Cepu, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lapangan Sukowati yang dikelola 'Joint Operating Body' (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), juga lapangan minyak lainnya.

"Kami optimistis prognosa produksi minyak pada 2017 bisa tercapai, sebab produksi minyak Blok Cepu saja sekarang ini rata-rata sekitar 185 ribu barel per hari. Belum termasuk produksi minyak lapangan lainnya," tuturnya.

Ia menambahkan prognosa produksi minyak di daerahnya sebesar 76,4 juta barel pada 2017 itu, meningkat dibandingkan realisasi produksi minyak tahun ini yang hanya sebesar 48,2 juta barel.

"Pemkab menyayangkan adanya pemotongan cost recovery yang dilakukan di tengah perjalanan, sebab perolehan DBH migas sudah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan," ucapnya, menegaskan.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016