Jember (Antara Jatim) - Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang biasa disapa Yenny Wahid menyampaikan pesan kedamaian almarhum ayahnya dalam haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur  di Yayasan Raudlah Darus Salam Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jatim, Selasa malam.

Dalam pidatonya, Yenny Wahid berpersan kepada bangsa dan negara untuk selalu menjaga kedamaian di negeri tercinta Indonesia dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Pemikiran almarhum Gus Dur selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat dunia bahwa Islam mengajak persaudaraan dan perdamaian, bukan untuk memecah belah persatuan umat," ucap perempuan kelahiran Jombang, 29 Oktober 1974 itu.

Yenny yang memiliki pola pikir yang tidak jauh dengan almarhum Gus Dur mengajak masyarakat lebih mengedepankan Islam yang moderat, menghargai pluralisme, dan selalu pembawa pesan kedamaian, sehingga bisa meneruskan perjuangan almarhum ayahnya.

"Alhamdulillah semua tokoh agama yang diundang dalam acara haul Gus Dur bersamaan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW di Yayasan Raudlah Darus Salam Sukorejo bisa  hadir semua, termasuk Neng Yenny Wahid," kata Pengasuh Yayasan Raudlah Darus Salam Sukorejo KH Misbahus Salam di Jember, Rabu.

Selain Direktur The Wahid Institute, beberapa tokoh yang hadir dalam cara tersebut yakni tokoh ulama Papua KH Payage, Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor yang juga suami Yenny Wahid Dhahir Farizi, kemudian Bupati Jember Faida bersama suaminya, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, dr Hamid Bangkalan, dan HM Arum Sabil.

"Pengurus Cabang Muslimat NU Jember dan ratusan warga Gus Durian di kawasan Tapal Kuda juga hadir dalam acara Haul Gus Dur yang dikemas sekaligus dengan Maulid Nabi Muhammad SAW," katanya.

Sementara Bupati Jember Faida mengatakan hal yang perlu diingat dari almarhum Gus Dur adalah kiprahnya dalam bidang kemanusiaan dan perdamaian, serta pluralisme yang menghargai perbedaan.

"Beliau selalu menekankan kalau ada yang lebih penting dari politik dan kekuasaan adalah kemanusiaan, sehingga tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian," ucap bupati pertama perempuan di Jember itu.

Ia mengatakan Gus Dur sebagai tokoh pluralisme karena menghormati perbedaan, sehingga perlu diteladani oleh semua pihak karena Gus Dur selalu menjadi tokoh terdepan dalam memerangi sikap-sikap intoleran dari suatu penganut agama.(*)
     


                           

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016