Magetan (Antara Jatim) - Perum Perhutani KPH Lawu Ds terpaksa menutup jalur pendakian Gunung Lawu pada liburan menjelang hari raya Natal 2016 dan tahun baru 2017 karena kondisi cuaca buruk di wilayah setempat.

Staf Komunikasi Perusahaan KPH Lawu Ds, Eko Santoso, kepada wartawan, Rabu mengatakan, penutupan berlaku untuk semua jalur resmi pendakian baik melalui jalur Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Magetan, Jawa Timur, maupun jalur Cemoro Kandang di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

"Penutupan jalur tersebut disebabkan karena cuaca buruk yang terjadi di wilayah Gunung Lawu dan puncaknya, yakni badai besar dan hujan angin. Sehingga, sangat membahayakan pendaki jika nekat mendaki Gunung Lawu," ujar Eko saat dihubungi.

Menurut dia, berdasarkan laporan dari petugas Perhutani di sekitar pos penjagaan, penutupan jalur pendakian tersebut sudah berlangsung sejak dua hari terakhir. Penutupan tersebut berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Pihaknya tidak menampik jika penutupan tersebut akan membuat para calon pendaki kecewa, sebab, biasanya menjelang pergantian tahun baru, banyak wisatawan yang ingin mendaki untuk merayakan malam pergantian tahun baru di puncak Gunung Lawu.

"Ini terpaksa kami lakukan, demi keamanan dan keselamatan para calon pendaki. Sebab, cuaca di puncak Lawu memang sangat ekstrem," katanya.

Sesuai laporan petugas di lapangan, selama beberapa hari ini angin kencang, hujan, dan badai melanda kawasan Gunung Lawu. Bahkan mulai pintu masuk pos jalur pendakian Cemoro Sewu, angin sudah bertiup kencang hingga menumbangkan sejumlah pohon pinus.

Sementara, penutupan jalur pendakian tersebut membuat sejumlah wisatawan yang ingin mendaki Gunung Lawu membatalkan kegiatannya.

"Batal mendaki, karena jalur pendakiannya ditutup. Infonya karena cuaca buruk. Padahal saya dan teman-teman berencana merayakan pergantian tahun baru di puncak Lawu," ungkap Ilyas, seorang wisatawan yang batal mendaki.

Pihak Perhutani KPH Lawu Ds belum dapat memastikan sampai kapan jalur pendakian Gunung Lawu akan dibuka kembali. Hal itu sangat terganung dari kondisi cuaca di gunung setempat. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016