Bojonegoro (Antara Jatim) - Petani di sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang sawahnya di daerah genangan banjir luapan Bengawan Solo, tidak menanam padi lagi, karena takut terjadi banjir susulan.
     
Seorang petani di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Solekhan, Minggu, menjelaskan petani di desanya tidak ada yang menanam padi karena takut terjadi banjir susulan luapan Bengawan Solo.
     
Tanaman padi petani di desanya tidak ada yang selamat akibat terenam air banjir luapan Bengawan Solo awal Desember lalu.
     
Ia mencontohkan tanaman padinya seluas 1 hektare yang sudah mulai berbuah rusak sehingga gagal panen.
      
Hal serupa juga dialami petani lainnya yang masih sedesa dengannya Jarwo yang juga tanaman padinya seluas 1 hektare rusak terendam air banjir.
     
Bahkan, lanjut dia dibenarkan Jarwo, tanaman padi semua petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor yang terendam air banjir juga rusak tidak ada yang selamat.
     
"Sekarang semua petani di Kecamatan Kanor sama saja tidak ada yang menanam padi lagi. Petani membiarkan sawahnya bero sampai musim banjir selesai sekitar April," ucapnya menegaskan.
     
Yang jelas, menurut dia, tanaman padinya rusak terendam air banjir luapan Bengawan Solo di Kecamatan Kanor tidak ada yang masuk asuransi usaha tanam padi (AUTP).
     
"Para petani sebenarnya akan mengasuransikan tanaman padinya, tetapi ketika itu sudah tutup. Kemungkinan pihak bank menutup pendaftaran AUTP karena tahu banjir Bengawan Solo segera datang," jelas Jarwo dibenarkan Solekhan.
     
Kerusakan tanaman padi yang terendam air banjir luapan Bengawan Solo juga terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Baureno.
     
"Tapi sebagian petani di Kecamatan Baureno ada yang mengasuransikan tanaman padinya," kata Kepala Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Ahmad Djupari.
     
Namun, ia mengaku tidak hapal luas tanaman padi di Kecamatan Baureno, yang terdaftar masuk AUTP.
     
"Saya tidak hapal luasnya," ucapnya.
     
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Bojonegoro menyebutkan luas tanaman padi di 16 desa di Kecamatan Kanor, luasnya mencapai 1.990 hektare dan di 14 desa di Kecamatan Baureno, mencapai 1.507 hektare. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016