Tulungagung (Antara Jatim) - Sekelompok warga pecinta seni tradisi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mencoba melestarikan kesenian musik rampak kenthongan sebagai hiburan berbau etnik yang digemari warga sekitar.

Antara di Tulungagung, Rabu melaporkan, permainan rampak kenthongan itu mulai dikembangkan secara khusus di Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru.i

Kesenian musik tradisi itu dilakukan secara masal dengan menggunakan sejumlah alat musik kenthongan terbuat dari bambu namun bervariasi dari sisi ukuran.

Dikombinasi beberapa jenis alat musik lain seperti kendang, harmonika dan katrinding. Beberapa peserta juga mulai berkreasi membuat gerakan dengan koreografi tertentu namun atraktif untuk mengiringi alunan musik yang dihasilkan kesenian rampak kendang.

"Kegiatan seni tradisi ini kami kembangkan untuk melestarikan budaya daerah sekaligus hiburan bagi warga," kata ketua kelompok seni rampak kenthongan, Budhianto.

Bagi warga setempat, seni musik rampak kenthongan merupakan kreasi baru. Konsep kemasannya mirip seperti kesenian rontek (ronda thethek) di Pacitan, dimana kentongan dibuat bersusun lalu dimainkan bersama-sama.

"Musik kenthongan sudah dikenal lama sebagai seni tradisi yang sudah mengakar turun-temurun. Namun, untuk menjadikannya sebagai musik rampak, kami mengkreasinya sendiri," tutur Budhiman.

Ia menuturkan, ide kesenian rampak kenthongan berawal saat para pemuda Desa Majan melihat banyak pohon bambu yang timbuh di desa mereka lalu menggagas pembuatan kenthongan secara masal.

Beberapa dari pemuda yang memiliki naluri seni, kemudian menginisiasi pelestarian seni musik kentongan yang diaransemen menjadi musik rampak yang dimainkan oleh 10-30 orang sekaligus.

"Karena dianggap sebagai karya seni baru, kesenian ini cukup digemari masyarakat selama dua bulan terakhir. Banyak pemuda Majan yang kini ikut terlibat dalam pengembanmgan musik rampak kenthongan ini," jelas Ninik Dwi Rahayu, salah satu pemain musik rampak kenthoingan. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016