Surabaya (Antara Jatim) - Legislator menyoroti penentuan halte untuk rencana proyek Bus Trans Surabaya di kawasan Middle East Ring Road (MERR) atau dari jalan Ir. Soekarno hingga Kenjeran Kota Surabaya yang akan dimulai pada 2017. 
     
 Anggota Komisi C Bidang Peembangunan DPRD Surabaya Vinsensius Awey, di Surabaya, Rabu, mengatakan penentuan halte bukanlah berdasarkan kepentingan para pengembang untuk menjadikan lokasi halte sebagai bagian dari strategi penjualan unit apartemen/unit rumah kawasan pengembang mereka.
     
"Akan tetapi penentuan halte haruslah mengacu kepada kebutuhan (demand). Kebutuhan setempat yang memang merupakan lokasi pelayanan publik atau ruang publik yang ramai dikunjungi misalnya kampus,  mal, rumah sakit, dan lainnya," katanya.
     
Menurut dia, penentuan halte haruslah dikaji dengan baik dari segala aspek kajian yang ada, misalnya menghitung seberapa jauh kebiasaan masyarakat untuk berjalan. 
     
 "Itu juga bisa dijadikan acuan serta aspek lainnya," ujarnya.
     
Selain itu, lanjut dia, perlu dilakukan survei dan kajian yang mendalam agar jangan sampai keberadaan halte bukannya untuk membuat Bus Trans Surabaya bebas hambatan akan tetapi menjadi terhambat lantaran begitu banyaknya halte-halte yang titipan para pemegang kepentingan. 
     
 Ia mengataka ada baiknya pembangunan halte juga tidak dibiayai dari APBD, namun bisa diambil dari CSR-nya para pemilik perusahaan, pengembang yang berada di sepanjang jalan MERR tersebut dengan kompensasi pemasangan iklan pada halte-halte tersebut.
     
 "Jadi kompensasi pemkot bagi bantuan pembangunan halte dari dana CSR-nya perusahaan atau pengembang bukanlah berupa titik lokasi halte di depan perusahaan mereka akan tetapi berupa pemasangan iklan produk yang mereka pasarkan," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016