Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menekankan budaya bersih dan senyum untuk mencapai target pariwisata Indonesia pada 2019.
     
 "Kami berharap pada 2019 jumlah turis ke Indonesia mencapai 20 juta. Itu penerimaan terbesar kita, dengan pendapatan USD 20 miliar," ujarnya saat menghadiri rapat koordinasi Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Selasa.
     
Menurut dia, kalau budaya bersih dan senyum bisa diterapkan tentunya akan baik tidak hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk pariwisata. 
     
 Untuk itu, lanjut dia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Kedeputian Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim menggagas GBBS untuk mendukung pembangunan pariwisata di Indonesia.
    
 Rapat Koordinasi Percepatan GBBS di Balai Kota Surabaya diikuti kurang lebih 50 Kepala Daerah se-Indonesia, yang wilayahnya masuk dalam kategori 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan kawasan strategis pariwisata lainnya.
     
 Luhut menyebutkan pariwisata kemaritiman adalah sektor potensial untuk meningkatkan devisa negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
     
 Ia mengatakan Surabaya menjadi model agar bupati dan wali kota daerah lain melihat dan mencontoh bagaimana mengelola sampah. Contohnya pengelolaan sampah menjadi listrik yang sudah dilakukan di Surabaya.
     
 "Tidak perlu belajar ke luar negeri. Sekali-kali tengok ke luar negeri boleh. Tapi di Surabaya saja sudah menjadi model yang cukup baik. Bisa dibuat belajar. Banyuwangi mungkin, Trenggalek, juga daerah lain mungkin dari Sumatera dan Kalimantan juga bisa belajar dari Surabaya," katanya.
    
Ada beberapa poin yang akan disampaikan oleh Menko antara lain pariwisata kemaritiman merupakan sektor yang potensial untuk meningkatkan devisa negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 
     
 Sementara itu, untuk peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, keindahan dan pesona alam saja tidak cukup untuk menarik minat wisatawan dan membuat mereka betah tinggal lebih lama di Indonesia. Perlu prioritas peningkatan kebersihan lokasi wisata dan keramahtamahan penduduk di lokasi wisata.
      
Selain itu, tidak kalah penting adalah pengembangan potensi obyek dan produk wisata berbasis kemaritiman yang menjadi ciri khas lokal daerah. Hal tersebut juga harus digali, ditumbuhkembangkan dan dihidupkan dalam keseharian masyarakat daerah sehingga dapat menjadi modal awal menuju pembangunan berkelanjutan berikutnya. 
     
Menko Maritim  meminta agar kepala daerah menyusun rencana strategis percepatan budaya bersih dan senyum di daerah masing-masing dengan memperhatikan kearifan budaya lokal berbasis kemaritiman.
     
Untuk mendukung upaya daerah dalam melaksanakan gerakan budaya bersih dan senyum diperlukan langkah sinergis dengan kementerian teknis terkait. 
     
 Selain Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan turut hadir Dirjen Pengelolaan Sampah dan B3 Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Tuti Hendrawati, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Kementerian PUPR Lana Winayati.
      
Tak hanya itu,  Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Revolusi Mental Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pemerintah serta Deputi     Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman juga dijadwalkan dalam kegiatan itu.
     
 Para pihak di atas sengaja diundang dalam rapat untuk mensinergikan langkah antar-kementerian teknis terkait untuk mendukung upaya pemerintah daerah melaksanakan GBBS.
     
Salah satu upaya pemerintah untuk mempercepat revolusi mental adalah menghidupkan gerakan-gerakan yang berwawasan kebudayaan.  Gerakan budaya bersih dan senyum yang diperuntukkan untuk mendukung pembangunan sektor pariwisata di Indonesia. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016