Surabaya (Antara Jatim) - Ibunda mantan Mendikbud Prof Ir Mohammad Nuh DEA, yakni Hj. Suadah binti Moenady (84), wafat di RSI Jemursari Surabaya, Kamis pukul 15.00 WIB, karena penyakit kanker usus.

"Ibu meninggalkan 10 anak, 30 cucu dan 18 cicit dan dimakamkan di pemakaman Islam di kawasan Gunung Anyar Tengah pada Jumat (2/12) pukul 07.30 WIB," kata istri Mohammad Nuh, yakni drg Laily Rahmawati.

Sebelum pemakaman itu, jenazah disemayamkan di rumah duka di Gunung Anyar Tengah 18-20 Surabaya.

"Sudah setahun terakhir ini ketahuan kalau ibu menderita penyakit kanker usus atau kolon. Sudah tujuh kali keluar-masuk rumah sakit sejak Juli tahun ini dan perawatan terakhir selama sebulan," katanya.

Ia menjelaskan sang suami yang merupakan anak nomer tiga selalu setiap menunggui sang ibunda hingga ajal menjemputnya.

"Selama sebulan ini, beliau selalu menunggui di Surabaya. Alhamdulillah, saat ajal menjemput, Pak Nuh ada di sampingnya, karena sejak pukul 09.30 WIB sudah di rumah sakit," katanya.

Menurut dia, suaminya memang tidak pernah beranjak dari rumah sakit. Nuh seakan ingin menebus kesalahannya, karena dulu tidak bisa mendampingi sang ayah, H. Hadi, ketika meninggal dunia.

"Saat itu, pada 1988, Pak Nuh memang sedang menempuh pendidikan di Perancis. Tinggal ibu satu-satunya, Pak Nuh tidak mau kecolongan. Beliau selalu berada di samping ibunya," katanya.

Informasi yang bersumber dari seorang pengurus PWNU Jatim menyatakan bahwa almarhumah merupakan sosok yang sangat sederhana, meski anaknya menjadi seorang menteri.

"Sampai beberapa waktu Pak Nuh menjabat menteri, mobil dan sopir yang disiapkan di kediaman untuk almarhumah tetap menganggur, karena almarhumah lebih senang naik angkot (angkutan kota)," ujar sumber itu. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016