Kediri (Antara Jatim) - Temuan kasus "Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency
Syndrome" (HIV/AIDS) di Kota Kediri, Jawa Timur, hingga September 2016
mencapai 798 kasus.
"Sejak 2003 hingga September 2016 mencapai 798 kasus, dengan beragam latar belakang penderitanya," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendik Suprianto, di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan temuan kasus HIV/AIDS di Kediri memang cukup besar. Pada 2016, ada 154 kasus baik laki-laki maupun perempuan. Namun, mereka ternyata bukan hanya warga Kota Kediri, melainkan dari luar daerah.
Pihaknya menyebut, temuan warga itu hasil dari pemeriksaan, baik yang dilakukan dengan jemput bola ke kafe maupun tempat hiburan malam, maupun pemeriksaan sukarela yang dilakukan oleh pasien itu sendiri ke tempat pelayanan kesehatan.
Dari 798 temuan itu, Hendik menyebut, didominasi golongan wanita pekerja seks (WPS), wiraswasta dengan beragam pekerjaan, hingga ibu rumah tangga. Untuk kasus ibu rumah tangga, mereka rata-rata tertular dari suami.
"Untuk mereka yang wiraswasta juga dari beragam pekerjaan, misalnya pedagang, petani, penarik becak dan beragam profesi lainnya. Untuk ibu rumah tangga, dari informasi yang kami terima, kasusnya juga banyak," katanya.
Ia mengatakan usia mereka yang terkena HIV/AIDS juga beragam. Namun, mayoritas berusia produktif, yaitu 25-34 tahun. Sedangkan, kasus anak-anak, yang tertular dari ibundanya usianya antara 0-4 tahun.
Pihaknya intensif mengadakan sosialisasi serta melibatkan para pendamping maupun komunitas untuk mau memeriksakan diri. Dengan semakin dini ditemukan, harapan untuk tidak menjadikan penyakit itu dari HIV ke AIDS juga bisa dicegah.
Sementara itu, Sekretaris KPAD Kota Kediri Hartono menambahkan pihaknya juga rutin melakukan pendekatan pada masyarkat serta kelompok rentan, misalnya dengan memberikan pamflet.
Ia mengakui temuan penderita HIV/AIDS semakin lama semakin tinggi, namun hal itu justru menunjukkan informasi yang bagus, sebab para kader pun semangat melakukan pendampingan.
"Temuan banyak, ini menandakan kinerja dari dinas kesehatan, KPAD, maupun komunitas peduli HIV/AIDS bekerja untuk menemukan kasus. Selain itu, saat ini tingkat kesadaran masyarakat juga tinggi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016