Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur akan mengandalkan bantuan siswa miskin untuk gantikan program mitra warga saat peralihan wewenang SMA/SMK ke Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim..
Kepala Dindik Jatim, Saiful Rachman di Surabaya, Selasa, memastikan akan adanya anggaran bagi siswa tidak mampu yaitu melalui program BSM (Bantuan Siswa Miskin) yang selama ini disalurkan pemerintah pusat.
“Bantuan pendidikan untuk siswa tidak mampu dan siswa berprestasi ya tetap ada. Pokoknya tidak boleh ada putus sekolah,” terangnya.
Saiful mengatakan, tahun ini besaran anggaran BSM mencapai Rp 60 miliar untuk 763.700 siswa tidak mampu di Jatim. Jumlah ini menyesuaikan dari jumlah kemiskinan yabg ada di Jatim sehingga berdasarkan anggaran tahun 2015 sebesar Rp 75 miliar.
Dirinya menargetkan akan turunnya anggaran tahun 2017. “Turunnya anggaran itu karena angka kemiskinan di Jatim juga turun," jelasnya.
Saiful menjelaskan, program BSM adalah program nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak.
Selian itu, kata Saiful juga mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Besaran BSM SMA/SMK/MA sebesar Rp 500.000 per semester atau Rp 1.000.000 per tahun.
“Kalau dari pemprov kami sudah memberikan baju seragam gratis,” ungkapnya.
Menurutnya dengan diberikan seragam gratis dan bantuan BSM sudah mampu menggantikan program mitra warga yang selama ini ada. Tak berbeda dengan konsep pendataan siswa jalur mitra warga atau siswa miskin di Surabaya, nantinya para siswa yang akan mendapatkan BSM juga akan dicek ke rumahnya.
"Nanti guru konseling akan turun ke lapangan melihat kondisi orang tua dan siswa di rumahnya," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Dindik Jatim, Saiful Rachman di Surabaya, Selasa, memastikan akan adanya anggaran bagi siswa tidak mampu yaitu melalui program BSM (Bantuan Siswa Miskin) yang selama ini disalurkan pemerintah pusat.
“Bantuan pendidikan untuk siswa tidak mampu dan siswa berprestasi ya tetap ada. Pokoknya tidak boleh ada putus sekolah,” terangnya.
Saiful mengatakan, tahun ini besaran anggaran BSM mencapai Rp 60 miliar untuk 763.700 siswa tidak mampu di Jatim. Jumlah ini menyesuaikan dari jumlah kemiskinan yabg ada di Jatim sehingga berdasarkan anggaran tahun 2015 sebesar Rp 75 miliar.
Dirinya menargetkan akan turunnya anggaran tahun 2017. “Turunnya anggaran itu karena angka kemiskinan di Jatim juga turun," jelasnya.
Saiful menjelaskan, program BSM adalah program nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak.
Selian itu, kata Saiful juga mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Besaran BSM SMA/SMK/MA sebesar Rp 500.000 per semester atau Rp 1.000.000 per tahun.
“Kalau dari pemprov kami sudah memberikan baju seragam gratis,” ungkapnya.
Menurutnya dengan diberikan seragam gratis dan bantuan BSM sudah mampu menggantikan program mitra warga yang selama ini ada. Tak berbeda dengan konsep pendataan siswa jalur mitra warga atau siswa miskin di Surabaya, nantinya para siswa yang akan mendapatkan BSM juga akan dicek ke rumahnya.
"Nanti guru konseling akan turun ke lapangan melihat kondisi orang tua dan siswa di rumahnya," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016